Follow Us

Sebut Jokowi Lebih Otoriter Dibanding Rezim Pak Harto, Rocky Gerung Nilai Gibran Dikorbankan Demi Ambisi Presiden: Cari Keuntungan dari Jabatan Politik

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 02 Agustus 2020 | 14:24
Achmad Purnomo bersama Gibran Rakabuming Raka.
Tribunnews.com

Achmad Purnomo bersama Gibran Rakabuming Raka.

Fotokita.net - Pengamat politik telah menyoroti bahwa kemungkinan besar Gibran Rakabuming Raka akan maju dalam pemilihan umum kepala daerah melawan kotak kosong.

Seperti kita ketahui, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka resmi maju dalam Pemilihan Wali Kota Solo pada 9 Desember 2020. Gibran diusung oleh partai PDIP dan dipasangkan dengan Teguh Prakoso.

Analisis tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago.

Majunya Gibran dalam gelaran Pilkada juga menuai reaksi dari akademisi Rocky Gerung.

Baca Juga: Sebentar Lagi, Gaji Ke-13 PNS Masuk Rekening di Pertengahan Bulan Ini, Berikut Besarannya Berdasarkan Golongan

Rocky Gerung melalui unggahan di kanal YouTubenya mengatakan, jika melawan kotak kosong, Gibran tidak akan kalah seperti yang terjadi di Makassar Sulawesi Selatan.

“Politik Solo akan berupaya untuk menghindari itu. Artinya kemungkinan untuk dikalahkan kotak kosong akan tertutup. Jadi akan dicari cara supaya kotak kosong juga dikalahkan,” kata Rocky Gerung, dilansir dari Tribun Palu.

“Jadi meme sekarang kalau kotak kosong yang kalah, di Solo yang menang apa? Otak kosong? Jadi otak kosong versus kotak kosong,” tukasnya.

Baca Juga: Catat Waktunya, Pemerintah Pastikan Gaji Ke-13 PNS dan TNI Polri Cair di Pertengahan Bulan Ini, Pensiunan ASN Juga Bakal Terima

Melansir TribunWow.com, Rocky Gerung dalam kesempatan yang sama di kanal YouTubenya menggambarkan kondisi pencalonan Gibran bagaikan anak dan busur panah.

Dalam hal ini, busur panahnya yakni Presiden Jokowi, ayah Gibran. Sementara anak panahnya adalah Gibran.

Menurut Rocky, anak panah itu bisa menjadi anak panah kehidupan, atau malah anak panah kekuasaan.

"Saya enggak tahu Gibran yang hari ini dipercakapkan orang, apakah ayahnya juga memaksudkan dia sebagai anak panah kehidupan atau anak panah kekuasaan," ujar Rocky Gerung.

Baca Juga: Masih Bau Kencur Sudah Berhubungan Intim dengan Banyak Laki-laki, Dosa Anak Perempuan yang Baru Lulus Sekolah Ini Akhirnya Terbongkar Setelah Bayi yang Dibuangnya Dimakan Biawak

Melihat situasi saat ini, Rocky Gerung menuding Jokowi menggunakan anak panahnya untuk kekuasaan, yang tak lain adalah bentuk dari nepotisme.

"Kalau dia anak panah kehidupan, maka ada wisdom, yaitu sang ayah pasti mengarahkan anak panahnya supaya menjadi contoh di masa depan, menjadi contoh dari berhentinya nepotisme," jelas Rocky Gerung.

"Tetapi justru sang ayah menjadikan anak panahnya itu contoh buruk dari nepotisme," sambungnya.

Gibran Rakabuming Raka blusukan
Kompas

Gibran Rakabuming Raka blusukan

Bukan sekedar nepotisme yang merujuk pada masih dalam batas keponakan.

Karena Gibran merupakan anak kandung dari Jokowi sendiri, Rocky mengatakan majunya Gibran di Pilkada 2020 sebagai contoh dari nepotisme paling buruk.

"Jadi bukan nepos lagi, ini sudah sonsisme, putraisme, dan itu bagian paling buruk dari demokrasi."

Lebih lanjut dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rocky menyebut Jokowi jauh lebih buruk dari rezim Soeharto yang menganut sistem otoriter.

“Dulu Pak Harto angkat Mbak Tutut, kita semua protes waktu itu. Tapi akhirnya kita mengerti karena saat itu sistemnya otoriter."

Baca Juga: Salah Tingkah Dibilang Sapi Kurbannya Lebih Berat dari Punya Jokowi, Raffi Ahmad Mendadak Kena Semprot Ibunda Nagita Slavina Gegara Urusan Satu Ini: Sombong Banget!

"Pak harto kita nilai lebih fair untuk kuasai infrastruktur politik tak ada oposisi," kata Jokowi.

Rocky Gerung bahkan mengatakan Jokowi jauh lebih otoriter ketimbang presiden kedua Republik Indonesia itu.

"Kalau dibandingkan, ya lebih otoriter Jokowi sebenarnya. Dalam sistem demokrasi terang benderang, Jokowi bermain di air keruh, mencari keuntungan dari jabatan politik. Sebut saja lebih totaliter dari sistem Orde Baru,” ungkap Rocky.

Sesumbar, Rocky Gerung Siap Jadi Menkumham Bila Ada Reshuffle Menteri, Asal Diberi Hak Lakukan Hal Ini!
Kolase Sekretariat Presiden RI/Wartakotalive

Sesumbar, Rocky Gerung Siap Jadi Menkumham Bila Ada Reshuffle Menteri, Asal Diberi Hak Lakukan Hal Ini!

Majunya putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming ke Pilkada 2020 memang terus disoroti oleh Rocky Gerung.

Seperti yang diketahui, Gibran Rakabuming Raka memang diusung oleh PDIP dalam pemilihan Walikota Solo Desember mendatang.

Tidak hanya Gibran, Bobby Nasution juga diusung Partai Gerindra dalam Pilkada Medan untuk memperebutkan kursi Walikota.

Akademisi Rocky Gerung pun menyoroti majunya anak dan menantu Jokowi.

Ia berkata bahwa ini adalah bagian dari rencana Jokowi.

Baca Juga: Kabar Gembira, 4,1 Juta ASN Segera Terima Gaji Ke-13 PNS, Pemerintah Pastikan Pensiunan Juga Ikut Dapat Uang Tambahan Itu: Kami Usahakan Cair Sebelum Pertengahan Agustus

Rocky menyebut Jokowi sengaja mengorbankan keluarganya agar duduk di kursi pemerintahan.

"Kalau dalam agama (Islam) kemarin kan Hari Raya Kurban ya. Dalam tradisi agama, ayah mengorbankan anaknya karena perintah Tuhan."

"Nah di sini ayah mengorbankan anaknya karena perintah dirinya sendiri," kata Rocky Gerung, dikutip dari Pos Kupang.

"Jadi ambisi si ayahnya lah yang sangat mungkin mengorbankan anaknya di Solo dan menantunya di Medan. Bukan karena perintah Tuhan," lanjutnya.

Rocky pun mencoba mengurai pola perpolitikan yang terjadi di Indonesia saat ini.

 Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka (kiri)
Dok. Tribun

Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka (kiri)

Menurutnya, orang yang saat ini duduk di kursi keprisedanan tak paham dengan maksud demokrasi.

"Kita masuk ke dalam perhubungan nasib demokrasi. Jelas presiden Jokowi tiba ketika Indonesia sudah menjalankan demokrasi, yaitu kompetisi," ujar Rocky Gerung.

"Tapi presiden, stafnya, buzzernya, purnakawannya terus menyuarakan bahwa ini kompetisi," katanya.

Alih-alih bebas berkompetisi, kata Rocky, demokrasi lebih mengedepankan untuk jangan menghalangi kompetisi bebas, dan bukan malah melibatkan kekuasaan di dalamnya.

"Prinsip demokrasi itu jangan halangi kompetisi bebas, bukan bebas berkompetisi. Menghalangi kompetisi dengan kekuasaan itu bertentangan dengan demokrasi," tegas Rocky Gerung.

Baca Juga: Foto di Ruang Makan dengan Meja Marmer yang Kosong, Artis Cantik Nabila Syakieb Malah Jarang Makan Bareng Suami Berondongnya Sang Cucu Menteri Orde Baru

Tak tanggung-tanggung, Rocky menyebut Istana buta dengan pemahaman demokrasi.

"Terus menerus diucapkan di talkshow kan ini kompetisi. Kacau karena kehilangan akal untuk membenarkan sesuatu di depan mata kalau itu salah," tegasnya.

Pria yang dikenal vokal mengkritisi pemerintahan ini menyebut, tindakan-tindakan Jokowi saat ini sedang menenggelamkan demokrasi itu sendiri.

"Bangsa ini sedang ditenggelamkan oleh Presiden Jokowi dalam hal demokrasi. Udahlah kalau tenggelam secara ekonomi karena salah kebijakan."

"Ada faktor yang tidak dihitung, force major. Covid tidak terduga. Tetapi demokrasi harus dihitung dengan menyediakan wahana demokrasi. sekarang wahana itu dia tutup," papar Rocky Gerung.

Diberitakan sebelumnya, majunya Gibran Rakabuming Raka digaungkan sebagai upaya Jokowi dalam membangun dinasti politik.

Melansir Kompas.com, pendapat itu dikemukakan oleh pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin.

"Bisa dikatakan Jokowi sedang membangun dinasti politik. Mungkin mumpung sedang jadi Presiden, sedang punya kekuasaan, akhirnya dorong anaknya jadi wali kota," kata Ujang kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).

Baca Juga: Berbeda dengan ASN Lain yang Cuma Terima 6 Tunjangan di Luar Gaji Pokok, PNS Bea Cukai Bisa Dapat 10 Insentif Setiap Bulan, Begini Rinciannya

Saat dikonfirmasi oleh wartawan, Gibran menegaskan bahwa pencalonannya tak berkaitan dengan dinasti politik.

Menurutnya, publik memiliki hak penuh untuk memilih atau tidak memilih dirinya.

"Jadi ya saya kan ikut kontestasi bisa menang bisa kalah, bisa dicoblos atau tidak, tidak diwajibkan memilih saya, bisa dipilih bisa tidak."

"Ini kan kontestasi bukan penunjukkan jadi yang disebut dinasti politik itu dimananya?" ungkap Gibran beberapa waktu lalu, dikutip dari Kompas.com. (*)

Artikel ini sudah tayang di Sosok.id dengan judul: Sebut Istana Buta Demokrasi, Rocky Gerung: Idul Adha Ayah Korbankan Anak atas Perintah Tuhan, Kalau Gibran Dikorbankan karena Ambisi Jokowi

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest