Fotokita.net - Belang terduga pelaku fetish atau sejenis kelainan seksual mahasiswa di Surabaya mulai terungkap.
Mahasiswa berinisial G ini tersangkut kasus yang dikenal dengan "Fetish Kain Jarik" seperti dilaporkan oleh korbannya, pemilik akun twitter @m_fikri.
Baru-baru ini jagad media sosial tengah dihebohkan dengan kasus 'bungkus kain jarik'.
Seorang mahasiswa dari PTN di Surabaya, bernama Gilang, meminta para korbannya untuk diikat dan dibungkus jarik.
Gilang melakukannya dengan berkedok untuk keperluan riset.
Psikolog Klinis dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, Citra Hanwaring Puri SPsi Psikolog, turut memberikan analisis mengenai gegernya sosok 'Gilang Bungkus'.
Di media sosial, Gilang disebut memiliki fetish kepada seseorang yang terbungkus kain jarik dan diikat seperti mayat.
Hingga kini, korban dari fetish Gilang mencapai puluhan orang dari berbagai kampus di Surabaya.
Lantas apakah pengidap fetish tersebut bisa disembuhkan?
Citra menjelaskan, pengidap kelainan apa pun sebenarnya bisa disembuhkan.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seseorang menjadi sembuh dari suatu kelainan.
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi, misal keinginannya, motivasi diri dia mau melakukan terapi atau tidak."
"Karena hal itu berproses, dukungan lingkungan juga penting," tutur Citra kepada Tribunnews, Kamis (30/7/2020) malam.
Paling tidak, pengidap suatu kelainan bisa sembuh atau berkurang penyakitnya bila mau berusaha.
Namun, Citra memberi catatan penting.
Pengidap fetish bila tidak segera ditangani, maka proses sembuhnya akan semakin lama.
"Sebenarnya bisa (disembuhkan) atau paling tidak berkurang."
"Namun bedanya semakin lama dia mengidap fetish tersebut, akan semakin lama pula proses sembuhnya," papar Citra kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.
Penyebab Gilang memiliki 'fetish kain jarik'
Disisi lain, Citra menuturkan ada berbagai penyebab yang membuat sosok Gilang memiliki fetish tersebut.
Dari analisisnya, Gilang memiliki rasa tak berdaya dalam dirinya.
"Kemungkinan si pelaku ada rasa tak berdaya dalam dirinya."
"Mungkin dia merasa ada trauma masa lalu, mengalami bullying sehingga ada rasa rendah diri yang entah terkait dengan lawan jenis atau sejenis," ujar Citra.
Oleh sebab itu, Gilang merasa terpuaskan melihat korban tidak berdaya terbalut kain jarik bahkan dilakban.
Arti dari 'Fetish'
Citra membeberkan, fetish disorder merupakan kelainan dimana seseorang memiliki dorongan seksual terhadap benda mati atau nongenital.
Seperti pakaian dalam, sepatu hak tinggi, kain-kain, kaos kaki dan macam-macam benda lainnya.
Adapun, fetish seseorang juga bisa kepada bagian tubuh tertentu yang nongenital seperti kaki, tangan, jari, serta rambut.
Terkait sosok Gilang, Citra tidak mengatakan secara gamblang mengenai penyakitnya.
Sebab, dirinya hanya bisa menduga dari berbagai informasi yang beredar di jagat maya.
Namun yang pasti, analisis Citra mengatakan, Gilang tidak hanya memiliki fetish terhadap kain saja.
"Saya lihat tidak hanya kain, tapi kain yang mesti dibungkus di korbannya."
"Korbannya juga ngga cuma dibungkus, tapi dilakban juga."
"Seperti korban nggak bisa ngapa-ngapain, korban dibuat nggak berdaya," pungkas Citra.
Sosok mahasiswa yang diduga melakukan fetish kain jarik makin terungkap belangnya.
Disebutkan bahwa G duu ternyata pernah diarak warga.
Hal ini lantaran dirinya kepergok berbuat asusila di kamar kos.
"Kejadian sekitar tahun 2018, dia pernah ke-gap (Ketahuan) sama warga. Akhirnya sama warga diarak dengan membentangkan tulisan saya tidak akan mengulangi lagi. Kayaknya kasusnya sama tali-menali," kata Adnan Guntur (20), Presiden BEM FIB Unair, Kamis (30/7/2020).
Kata Adnan, di lingkungan kampus, G dikenal sebagai seorang biseksual.
Ia kerap mencari calon korban dengan mengincar mahasiswa baru.
"Saya cerita dari latar belakang pelaku, dia memang benar mahasiswa sini bisa dibilang mahasiswa tua angkatan 2015. Dan track recordnya dari dulu seperti itu. Pas saya masih maba, angkatan saya mengeluhkan kalau didekati," ungkapnya.
"Teman-teman angkatannya tahu kok kalau dia memang gay. Sudah terkenal gitu," imbuhnya.
Untuk bisa berkomunikasi dengan calon korban, biasanya G melakukan pendekatan lewat media sosial.
"Kalau ada maba yang dianggap menarik diincar sama dia dicari Instagramnya ngajak folbek terus dm minta nomor Whatsapp," ujarnya.
Saat akan melakukan eksekusi, G selalu menggunakan modus yang sama. Yaitu meminta calon korban membantunya untuk melakukan fetish jarik berkedok riset.
Berharap pelaku DO
Adapun kisah korban yang pertama viral dicuitkan oleh akun @m_fikris pada Rabu (29/7/2020).
Pemilik akun berharap pelaku yang berinisial G tersebut dikeluarkan dari kampus atau dipenjara.
Kepada Surya, pemilik akun tersebut membenarkan bahwa dirinya yang menulis utasan pelecehan seksual yang dilakukan oleh G.
"Iya benar (saya yang menulis)," katanya kepada Surya, Kamis (30/7/2020).
Dari penuturannya, korban merupakan mahasiswa angkatan 2019 di salah satu perguruan tinggi yang berbeda dengan G.
Kepada Surya, ia mengatakan telah mendapatkan kelanjutan informasi setelah ceritanya viral.
"Sudah (dengar kabar kelanjutannya). Katanya lagi ada meeting di dekanat," ungkapnya.
Setelah ditelusuri, ternyata korban menemukan banyak korban fetish kain jarik yang dilakukan Gilang.
"Korban banyak terungkap setelah saya bikin thread. Teman saya hampir jadi korbannya," tandasnya.
Setelah utasnya viral, korban mengatakan tidak berhubungan lagi dengan pelaku.
"Nggak mau, sih. Jijik aku. Harapannya Mas Gilang bisa diusut. Minimal DO dari kampus ya atau bisa dipenjara," ungkapnya.
Dijanjikan Bayaran
Akun @m_fikris juga melampirkan tangkapan layar percakapannya dengan G. Salah satunya yang menyatakan bahwa pelaku akan memberi bayaran.
"Gimana dek? Nanti aku dobel deh bayarannya," kata G dalam tangkapan layar percakapan WhatsApp tersebut.
Kepada Surya, korban mengatakan bahwa ia memang benar dijanjikan akan diberikan bayaran.
"Dijanjikan, belum dikasih. Dan saya nggak peduli sama uang sebenarnya. Saya membantu hanya kasian," katanya.
Menurut penuturannya, temannya yang kala itu juga menjadi korban fetish kain jarik bermodus penelitian itu juga dijanjikan sejumlah uang.
"Janjinya sih begitu. Tapi sebenarnya saya dan teman saya nggak peduli sama uang atau janjinya dibayar. Kami hanya bantu karena kasihan," tegasnya.
Tanggapan kampus
Menanggapi kabar miring soal mahasiswanya, Unair mengaku tidak akan melindungi pelaku.
Hal ini diungkapkan oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair, Suko Widodo.
"Kami secara tegas tidak akan melindungi kesalahan dan akan terus melakukan investigasi."
"Tentunya akan memberikan sanksi paling tegas karena hal itu merupakan tindakan melanggar disiplin moral mahasiswa," ujarnya pada SURYA.co.id, Kamis (30/7/2020).
Sayangnya hingga saat ini, G yang merupakan warga luar Kota Surabaya belum bisa dihubungi.
Sehingga pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya pada pihak berwenang.
"Kami mencoba menghubungi sejak semalam ramai dibicarakan, tapi hingga sekarang yang bersangkutan tidak menjawab dan tidak hadir."
"Untuk itu kami terus melakukan pelacakan dan investigasi lanjutan," lanjutnya.
(SURYA.co.id/Tony Hermawan/Christine Ayu Nurchayanti)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pelaku Fetish Kain Jarik yang Viral Ternyata Pernah Diarak Warga Karena Berbuat Asusila di Kos dan
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Geger Gilang Bungkus' Pengidap Fetish Kain Jarik, Bisakah Penyakitnya Disembuhkan?