Follow Us

Wilayah Tinggalnya Dikelilingi Pepohonan Lebat dan Gunung, Ternyata Warga Daerah Ini Beli Mi Instan dengan Emas: 'Bertahun-tahun Pemerintah Tak Pernah Membangun'

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 02 Juli 2020 | 21:18
Titik jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, Senin (10/02/2020).
(dok. Pendam XVII/Cenderawasih)

Titik jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak di Pegunungan Bintang, Papua, Senin (10/02/2020).

Fotokita.net - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian kembali mengeluarkan pernyataan terkait isu pemekaran provinsi di Papua.

Iya menegaskan bila sejauh ini pemerintah baru dalam tahap menampung aspirasi masyarakat.

"Pemekaran belum ada rencana, kita baru menerima aspirasi dari Pengunungan Tengah, dari Papua Tengah sudah masuk," ujarnya di Jayapura, Minggu (1/12/2019).

Baca Juga: Suasana Sidang Sontak Bergemuruh, Begini Respon Anak Hakim PN Medan Saat Ketua Majelis Hakim Ketok Palu Vonis Hukuman Mati Buat Ibu Sambungnya

Khusus Papua Selatan yang sempat disebut Tito paling siap dimekarkan, justru hingga kini pengajuan secara tertulis belum diterimanya.

"Papua Selatan baru lisan tapi belum tertulis, kita ingin melihat kajian tertulis," cetus dia.

Isu pemekaran provinsi di Papua masih terus menimbulkan pro dan kontra.

Baca Juga: Lagi-lagi Kalahkan Malaysia dengan Telak, Anak Buah Jokowi Kaget Saat Bank Dunia Naikkan Status Indonesia Jadi Negara Menengah ke Atas di Tengah Wabah Corona, Begini Faktanya

Keinginan Bupati Pegunungan Bintang Costan Oktemka agar daerahnya bergabung dengan provinsi Papua Selatan sebagai provinsi baru pun mendapat tanggapan beragam.

Namun Costan memastikan keinginan tersebut belum berubah karena meski kabupatennya berada di kawasan pegunungan, namun akses transportasinya lebih dekat ke wilayah Selatan Papua.

"Ada pihak-pihak yang menolak Pegunungan Bintang masuk Provinsi Papua Selatan. Kami juga butuh percepatan pembangunan seperti daerah lain," kata dia melalui sambungan telepon, Selasa (3/12/2019).

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest