Follow Us

Dikira Cuma Sedikit Ternyata India Laporkan 20 Prajuritnya Tewas dalam Perang Tanpa Senjata di Perbatasan China, Mengapa Pertempuran Tangan Kosong Itu Baru Terjadi Sekarang?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 18 Juni 2020 | 10:43
ILUSTRASI. Korban tentara India yang berkonflik dengan China.
REUTERS/Stringer

ILUSTRASI. Korban tentara India yang berkonflik dengan China.

Fotokita.net - Tentara India mengatakan sedikitnya 20 tentaranya terbunuh setelah melakukan pertempuran tangan kosong dengan pasukan China di lokasi perbatasan yang disengketakan pada Senin malam. Ini menjadi bentrokan paling mematikan dalam beberapa dasawarsa.

Sementara, China belum memberikan rincian korban terkait insiden tersebut.

Berikut sejumlah penjelasan mengenai pertempuran berdarah itu, seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Perang Tanpa Senjata Meledak, Sedikitnya 20 Tentara India Tewas dan 43 Anggota Militer China Jadi Korban dalam Ketegangan di Perbatasan

Di mana pertempuran terjadi?

Bentrokan itu terjadi di wilayah Galwan di Ladakh, di Himalaya barat, di mana pasukan India dan China telah berhadapan sejak awal Mei.

Wilayah yang disengketakan itu terletak di tengah-tengah pegunungan terpencil dan bergerigi dan sungai-sungai yang mengalir deras di ujung utara India, berbatasan dengan dataran tinggi Aksai Chin, wilayah yang dikelola China yang diklaim oleh India.

Daerah ini terletak di ketinggian sekitar 14.000 kaki (4.250 meter) dan suhu seringkali turun di bawah nol derajat Celcius.

Baca Juga: Kisah Pilu Tukang Gali Kubur Jenazah Covid-19, Sudah 2 Bulan Tak Berani Tidur di Rumah, Tiap Hari Kerja Keras Bikin Lubang yang Lebih Besar: 'Saya Hanya Berdoa Kepada Allah'

Perjanjian 1993 antara kedua negara menetapkan bahwa tidak ada pihak yang akan menggunakan kekuatan di Line of Actual Control (LAC), perbatasan de facto. Tapi sengketa yang disertai kekerasan telah meletus beberapa kali tanpa ada tembakan.

Setelah tiga tentara India dikabarkan tewas oleh pasukan Tiongkok, rupanya jumlah tersebut melonjak menjadi puluhan.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest