Follow Us

Virus Corona Disebut Tak Bakal Lenyap dari Muka Bumi, Benarkah Kondisi Matahari Sekarang Ini Picu Bencana Susulan di Dunia? Ahli Menjelaskannya

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Sabtu, 23 Mei 2020 | 11:40
Aktivitas di dalam Institue Virologi Wuhan.
Institute Virology Wuhan/Daily Mirror

Aktivitas di dalam Institue Virologi Wuhan.

Siluet pendaki di puncak Gunung Tambora berketinggian 2.850 meter. Gunung bertipe stratovolcano akti
Yunaidi Joepoet

Siluet pendaki di puncak Gunung Tambora berketinggian 2.850 meter. Gunung bertipe stratovolcano akti

Melansir dari Forbes yang menukil data dari Spaceweather.com, sudah ada 100 hari di tahun 2020 ini, di mana matahari menunjukkan nol bintik matahari.

Tahun ini, matahari telah mengalami kekosongan tanpa bintik sebesar 76 persen. Tahun 2019 matahari sempat mengalami kekosongan sebesar 77 persen.

Dua tahun berturut-turut sedikit bintik membuat minimum matahari semakin parah.

Apa itu bintik matahari?

Baca Juga: Ilmuwan China Temukan Jenis Virus Corona yang Paling Mematikan, Peneliti Syok Waktu Bedah Pasien Meninggal yang Terpapar Covid-19: Ternyata Kondisi Organ Dalamnya Bikin Merinding

Sunspot atau bintik matahari merupakan area aktivitas magnet di permukaan matahari.

Bintik Matahari dengan medan magnet ultra kuat yang dipotret HINODE.
Gita Laras Widyaningrum

Bintik Matahari dengan medan magnet ultra kuat yang dipotret HINODE.

Sunspot muncul sebagai area gelap yang menjadi indikasi aktifitas matahari, melahirkan semburan matahari dan coronal mass ejections atau lontaran massa korona matahari.

Walaupun bintik matahari tampak kecil, akan tetapi sebenarnya ia berukuran besar. Bintik matahari telah dihitung sejak tahun 1838 yang membuat ilmuwan dapat membaca siklus matahari dengan melihat aktifitas permukaannya. (Kompas.com/Nur Rohmi Aida)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest