Selain itu, udaranya masih bersih. Hampir 30 persen tutup hutan masih utuh. Sehingga setiap harinya masyarakat menghirup udara bersih.
Lalu, suhu panas di Mahakam Ulu terbilang ekstrem. Siang hari, panasnya bisa mencapai 35 derajat. Ada hipotesis suhu panas tinggi bisa membunuh kuman atau virus.
“Masyarakat di sana juga punya tradisi nyiri (makan siri pinang). Siri itu antibiotik lokal. Bisa menahan bakteri dalam rongga mulut. Orang disini jarang sakit gigi,” jelas dia.
“Mungkin faktor alam yang melindungi dan mendukung kami dan budaya masyarakat yang mendukung sehingga virus tidak masuk,” sambung dia.
Hingga kini, tak ada satupun warga di kabupaten termuda ini yang tertular Covid-19, meski sembilan kabupaten dan kota lain di Kaltim sudah terjangkit dengan total kasus 174 orang.
Kutai Barat yang jadi kabupaten terdekat, bahkan sudah transmisi lokal. Tapi, tidak dengan Mahakam Ulu yang jadi kabupaten pada 2013. (Kompas.com)