Fotokita.net - Setelah dapat kritik bertubi-tubi, staf khusus Presiden Joko Widodo sekaligus Bos Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara menyatakan mundur dari jabatannya.
Kritik itu datang tanpa henti, ketika publik tahu perusahaan Belva, sapaan akrab staf khusus Presiden itu mendapatkan porsi terbesar dalam program kartu prakerja.
Ekonom muda Indef, Bhima Yudhistira menantang Staf Khusus Presiden sekaligus Bos Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara untuk debat terkait dengan program kartu prakerja.

Jokowi janjikan pendaftaran Kartu Pra Kerja akan dibuka bulan ini.
Lantas apa alasan pria yang mendapatkan gelar master dari Universitas Bradford, Inggris itu mempersoalkan program kartu prakerja?
Kepada Kompas.com, Bhima menilai konsep kartu prakerja tidak relevan dengan kondisi saat ini.
Ia menilai masyarakat yang menjadi korban PHK saat ini lebih membutuhkan bantuan langsung tunai daripada pelatihan-pelatihan berbayar yang mirip konten YouTube.
“Ada banyak masalah ya yang pertama terkait kesesuaian konsep dengan kondisi saat ini dimana kartu prakerja sama sekali tidak bisa menyelesaikan korban PHK, dan proses yang dilakukan itu seharusnya bukan pelatihan secara online tapi bantuan langsung tunai karena korban PHK itu butuh bantuan makanan dan uang tunai,” kata Bhima kepada Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Pendiri dan Direktur Utama Ruangguru, Belva Devara dan Presiden Jokowi