Fotokita.net - Belakangan ini beredar sebuah video dari Instagram @kabarjakarta1 yang menyebut ada kegiatan pegawai honorer K2 di lingkungan DKI Jakarta yang masuk ke got di Kelurahan Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Video yang tak biasa itu akhirnya menjadi viral di media sosial.
Dalam video ini memperlihatkan puluhan pegawai honorer K2 yang disuruh berendam di selokan atau got.
Melihat hal ini, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pun buka suara.
Menurut Sandiaga ada cara yang lebih efektif untuk menanamkan kedisiplinan untuk para pegawai.

Sungguh Tak Manusiawi, Untuk Perpanjang Kontraknya, Para Pegawai Honorer ini Disuruh Masuk Got! Netizen: Mereka Bukan Tikus Got Pak, Mereka Juga Manusia
"Kalau saya melihat tanpa ada alasannya kenapa mereka disuruh nyebur ke kali, ada cara yang lebih efektif untuk mengajak mereka berdisiplin," kata Sandiaga di Grand Indonesia, Jakarta, Minggu (15/12/2019).
Sandiaga Uno menyebut peristiwa tersebut harus menjadi evaluasi agar ke depannya ada batasan untuk meningkatkan mental pegawai.
Menurutnya, pimpinan harus bisa menanamkan budaya kerja cerdas kepada bawahannya.
"Ke depan kita harus lebih berhati-hati ada tentunya keinginan untuk meningkatkan mental dan fisik dari PNS kita tapi juga ada batasan-batasan," ucap Sandiaga.
"Jadi ini bisa menjadi masukan ke kita jangan dijadikan ajang salah menyalahkan tapi ajang evaluasi. Bagaimana kita bisa menanamkan budaya kerja keras kerja cerdas di kalangan PNS ini dengan metode-metode yang kekinian," tambah Sandiaga.
Dirinya menyebut cara kekinian tersebut bisa dilakukan dengan pelatihan model baru dengan menggunakan teknologi.
Selain itu, bisa juga dengan berolahraga.
"Kalau kita mau ngetes fisik ajak saja lari atau push up atau cross fit itu. Mereka juga akan bisa lebih mendapatkan efeknya ya fisik," kata Sandiaga.

Masih Ingat Video Viral Pegawai Honerer yang Berendam di Selokan? Kini Sandiaga Uno pun Buka Suara: Ada Cara yang lebih Efektif Untuk Mengajak Berdisiplin
Kesaksian Warga
Warga sekitar, Dede (32), mengaku melihat sendiri peristiwa masuknya belasan pegawai honorer Kelurahan Jelambar ke dalam selokan tersebut.
"Kira-kira tiga hari lalu mungkin, saya lupa kapan persisnya," kata Dede ditemui Wartakotalive.com di lokasi, Minggu (15/12/2019).
Dede menjelaskan, saat itu memang ada beberapa petugas PPSU yang menyelenggarakan pelatihan.
Di awal pelatihan tersebut terlihat biasa.
Para petugas PPSU diminta untuk membersihkan pinggiran jalan sekitar lokasi dan membersihkan taman di sepanjang jalan.
Di akhir pelatihan, para petugas PPSU itu menceburkan diri ke selokan beramai-ramai.
"Tapi waktu itu saya lihatnya biasa saja, enggak ada yang aneh, enggak ada warga yang memperhatikan juga," kata Dede.

Tenaga honorer DKI Jakarta disuruh berendam di got yang hitam pekat.
Menurut Dede, pelatihan para petugas PPSU memang sudah berkali-kali dilihatnya di kawasan tersebut.
Namun baru kali ini mereka melihat para petugas menceburkan diri ke dalam selokan.
Dede mengaku kejadian itu terlihat amat biasa.
Ia juga tidak melihat Lurah Jelambar Agung Triatmojo turun ke lokasi.
"Enggak ada Lurah, saya hanya lihat beberapa pegawai pakaian dinas, tapi tidak ada Lurah," jelas Dede.
Ia juga tidak menyangka kejadian tersebut menjadi viral.
Alasannya warga setempat juga tidak terlalu memperhatikan pelatihan tersebut.
Seleksi Pegawai Honorer
Seleksi perpanjangan kontrak pegawai honorer K-2 dan non K-2 di Jelambar, Grogol Petamburan, viral di media sosial.
Dalam video terlihat para pegawai menceburkan diri ke dalam saluran air hitam.
Mereka tampak saling memijat punggung kawannya satu sama lain.
Beberapa orang berpakaian dinas terlihat memantau dari atas saluran air sambil memberikan intruksi.
Walikota Jakarta Barat Rustam Effendi mengatakan, saat video itu viral, ia sudah menghubungi langsung Lurah Jelambar Agung Triatmojo.
Ia juga sudah mengintruksikan Camat Grogol Petamburan Didit Sumaryanta untuk mencari tahu kejadian sebenarnya dari aksi pegawai honorer yang berendam di saluran air.
"Lurah mengaku katanya tidak ada di tempat, lalu dia bilang itu bukan bagian dari tes, tapi selesai tes mereka senang-senang di situ," jelas Rustam saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (15/12/2019).
Meski demikian, Rustam tetap menyayangkan para pegawai honorer K2 dan non-K2 yang harus menceburkan diri ke dalam saluran air.
"Tapi tetap keterlaluan lah kalau gitu, itu saja persoalannya, bukan proseduralnya tapi kelakuan yang keterlaluan itu, jangan ke got harusnya kalau mau bersenang-senang," kata Rustam.
Rustam mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI terrkait kejadian yang akhirnya viral itu.
Hal itu agar pernyataan lurah dibuktikan dengan fakta sebenarnya di lapangan.
"Jadi saya belum bisa berani banyak ngomong, karena hasil pemeriksaan dari tim inspektorat saya belum dapat," jelas Rustam.
Rustam berjanji akan menjalankan apapun hasil dari rekomendasi tim inspektorat terkait kasus tersebut.
"Kemungkinan paling tidak dicopot sementara dulu, tapi nanti kita lihat siapa yang dicopot ini, yang lakukan siapa, jadi secara bertingkat sesuai kesalahannya nanti ada sanksi," jelas Rustam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah memberhentikan sementara Lurah Jelambar dan semua pihak yang terlibat dalam pegawai honorer kategori2 (K-2) yang masuk ke dalam selokan di Jelambar, Jakarta Barat.
Anies menjelaskan peristiwa tes pegawai honorer K-2 masuk ke got itu terjadi pada pekan lalu. Ia mengaku langsung menginstruksikan Inspektorat Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pemeriksaan.
"Lurahnya langsung dinonaktifkan. Semua yang terlibat langsung diperiksa dan statusnya nonaktif ya," kata Anies di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (16/12/2019).
Meski demikian, Anies tidak merinci siapa-siapa saja pejabat selain lurah yang turut dinonaktifkan atas peristiwa tersebut. Anies mengatakan, peristiwa tes lapangan pegawai honorer K-2 masuk ke dalam selokan itu menjadi pelajaran semua pihak.
Ketika ada proses seleksi pegawai honorer, maka semestinya dilakukan dengan cara beradab.
"Kebiasaan-kebiasan apapun ya, yang dilakukan di manapun, walaupun sudah berkali-kali kalau itu tidak menjaga prinsip keberedaban, maka tidak boleh dilaksanakan dan akan diberi sanksi," lanjut dia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan, akan memproses siapapun jika melakukan hal serupa di wilayah lain. Namun, Anies tidak menjawab apakah tes semacam ini sudah terjadi lama sebelum kasus di Jelambar terungkap. Ia langsung buru-buru meninggalkan wartawan.
"Sudah cukup," ujar dia sembari berjalan menuju mobil dinasnya. Diberitakan, video rekaman yang menampilkan pegawai honorer K-2, PPSU Kelurahan Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, yang masuk got, viral di media sosial.
Dalam video, terlihat para pegawai menceburkan diri ke dalam saluran air keruh. Para pegawai yang berada di dalam got tersebut tampak saling memijat punggung kawannya satu sama lain. Sementara itu, orang berpakaian dinas terlihat memantau dari atas saluran air sambil memberikan intruksi.
Got tempat para pekerja honorer K-2 dan PPSU Jelambar berendam kondisinya sangat memperihatinkan.

Kondisi got di Jalan Jelambar Madya, Blok A, Jelambar, Jakarta Barat pada Senin (16/12/2019)
Kompas.com mendatangi got yang viral dalam video beberapa hari terakhir di Jalan Jelambar Madya, Blok A, Jelambar, Jakarta Barat. Kondisi got tersebut berwarna hitam pekat dan aroma tidak sedap sudah tercium dari radius 3-5 meter.
Kedalaman got tersebut diperkirakan mencapai 60-100 sentimeter. Belum lagi, air got yang tenang dan tidak mengalir membuat air itu mengendap dan menimbulkan bau tidak sedap yang cukup menyengat.
Salah satu penjual bensin eceran yang enggan disebutkan namanya menceritakan bila pada saat kejadian dirinya tidak mengira itu adalah petugas PPSU.
"Kalau kita sih melihat itu dari got sana sih ngiranya orang kerja," ucap dia saat ditemui Kompas.com di lokasi pada Senin (16/12/2019). Bahkan, perempuan tersebut tidak menyangka bila aksi itu menjadi viral di media sosial.
Dirinya juga meyayangkan bila air tempat para pekerja honorer berendam, merupakan air yang kotor. "Coba di situ lihat, cium coba, sudah bau, kan kotor. Gimana kalau ke badan? Gatal-gatal tidak. Kalau anak saya digituin saya enggak terima," kata dia. (Fahdi Fahlevi/Tribunnews; Ihsanuddin/Kompas.com)