Fotokita.net -Terletak di jantung Kota Yogyakarta, di Malioboro pengunjung bisa berbelanja cendera mata dan makanan khas Jogja sambil menikmati alunan musik angklung jalanan.
Namun, tahukah kita dari mana asal-usul nama Malioboro?
Malioboro. Katanya, belum ke Yogyakarta jika belum mampir ke Malioboro.
Malioboro, kawasan ikonik dan andalan wisata Kota Yogyakarta.
Rupanya ada beberapa versi yang menguak cerita di balik penamaan daerah yang menjadi ikon fotografi dan wisata Kota Yogyakarta itu. Berikut beberapa versinya, dikutip dari arsip pemberitaanHarian Kompas:

Kawasan Malioboro Yogyakarta
Marlborough
Banyak orang menganggap bahwa nama Malioboro berkaitan dengan nama seorang tokoh militer Inggris, Marlborough.
Karena pengucapan kata "Marlborough" dianggap terlalu sulit, maka orang mengucapkannya dengan Malioboro.
Hal itu didasarkan pada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa Kraton Yogyakarta di zaman Sultan Hamengku Buwono II pernah dirampok oleh pasukan Inggris.
Peristiwa perampokan itu dikenal sebagai Geger Sepehi pada tahun 1812. Akan tetapi, benarkah ada perwira Inggris bernama Malborough yang pernah datang ke Yogyakarta?

1 Juni 2019 kawasan Malioboro akan steril dari kendaraan bermotor
Raffles, dalam bukunya The History of Java (1817), tidak satu halaman pun menyebut nama Marlborough.
Meski demikian, nama itu memang pernah ada di Inggris, tetapi ia telah meninggal pada tahun 1722, sebelum peristiwa Geger Sepehi.
Terkait dengan asal-usul yang pertama ini, banyak sejarawan yang mempertanyakan keabsahannya, tentu saja dengan berbagai bukti pembanding.

Kawasan Malioboro Akan Steril Kendaraan Bermotor
Malyabhara
Selanjutnya, nama Malioboro disebut berasal dari kata Malyabhara. Dalam bahasa Sansekerta, Malya berarti karangan bunga dan bhara berarti menyajikan.
Kata Malyabhara ditemukan dalam buku Ramayana asli. Muncul juga dalam Ramayana versi Jawa dari abad ke-9 dan ke-10, yaitu dalam buku Adiparwa dan Wirathaparwa.
Tak hanya itu, nama tersebut juga dijumpai dalam buku Parthawijaya dari abad ke-14 dan dimunculkan kembali dalam Dharmasunya yang ditulis di Kartasura pada tahun 1714.
Beberapa sejarawan meyakini, kata "Malyabhara" menginspirasi Sultan Hamengku Buwono I, yang dikenal sebagai seorang perancang kota, untuk menamakan kotanya.
Baca Juga: Tempat Motret yang Instagrammable di Salah Sudut Yogyakarta
Klaim tersebut dikuatkan dengan adanya gagasan Malyabhara sebelum perjanjian Giyanti pada 1755.

Jalan Malioboro di Yogyakarta.
Disebutkan bahwa telah berfungsinya malyabhara pada margaraja di Yogyakarta abad ke-19 dan 20 dalam upacara penyambutan kedatangan tamu-tamu pembesar Belanda dari Batavia.
Di sepanjang Maliabara dipasang lengkung-lengkung papah kelapa berjanur kuning dan karangan bunga warna warni, sama seperti arti Malyabhara dalam bahasa Sansekerta.
Pendapat kedua ini merupakan pendapat yang terkuat dan diyakini oleh banyak sejarawan. (Kompas.com)