Peristiwa perampokan itu dikenal sebagai Geger Sepehi pada tahun 1812. Akan tetapi, benarkah ada perwira Inggris bernama Malborough yang pernah datang ke Yogyakarta?
Raffles, dalam bukunya The History of Java (1817), tidak satu halaman pun menyebut nama Marlborough.
Meski demikian, nama itu memang pernah ada di Inggris, tetapi ia telah meninggal pada tahun 1722, sebelum peristiwa Geger Sepehi.
Terkait dengan asal-usul yang pertama ini, banyak sejarawan yang mempertanyakan keabsahannya, tentu saja dengan berbagai bukti pembanding.
Malyabhara
Selanjutnya, nama Malioboro disebut berasal dari kata Malyabhara. Dalam bahasa Sansekerta, Malya berarti karangan bunga dan bhara berarti menyajikan.
Kata Malyabhara ditemukan dalam buku Ramayana asli. Muncul juga dalam Ramayana versi Jawa dari abad ke-9 dan ke-10, yaitu dalam buku Adiparwa dan Wirathaparwa.
Tak hanya itu, nama tersebut juga dijumpai dalam buku Parthawijaya dari abad ke-14 dan dimunculkan kembali dalam Dharmasunya yang ditulis di Kartasura pada tahun 1714.
Beberapa sejarawan meyakini, kata "Malyabhara" menginspirasi Sultan Hamengku Buwono I, yang dikenal sebagai seorang perancang kota, untuk menamakan kotanya.