"Tanpa kepercayaan di AS, tidak akan ada keyakinan dalam keamanan nasional kami," katanya.

Para pembelot melambai setelah berhasil tiba di Korea Selatan dengan kapal pada Januari 1997
Jumlah warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan dilaporkan menurun selama Kim Jong Un berkuasa. Data yang dirilis pada Minggu (30/9/2018) oleh Park Byeong-seug, anggota dari Partai Demokrat Korea Selatan, menunjukkan angka tersebut terus menurun sejak 2012.
Sebagai informasi, Kim mengambil alih kekuasaan pada akhir 2011 setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il.
Yonhap News mewartakan, Park yang mengutip data dari Kementerian Unifikasi menyatakan, ada 2.706 warga Korea Utara yang membelot Korea Selatan pada 2011. Namun, angka tersebut hanya 1.502 pada 2012.
Jumlah tersebut sempat naik sedikit menjadi 1.514 pembelot ada 2013. Kemudian menurun lagi menjadi 1.397 orang pada 2014, dan terus tergerus pada 2015 dengan 1.275 pembelot.
Jumlah pembelot melambung menjadi 1.418 pada 2016, selanjutnya anjlok jadi 1.127 pada tahun lalu.
Sementara, sepanjang tahun ini hingga Agustus 2018, tercatat ada 703 warga Korea Utara yang meninggalkan negara mereka untuk membelot ke Selatan. Park menilai, kontrol perbatasan oleh otoritas China dan meningkatnya biaya calo membuat warga Korea Utara mengurungkan niatnya untuk melarikan diri.

Aktivis pembelot Korea Utara melempar botol-botol plastik berisi beras, uang dan stik memori dilempa
BBC melaporkan, lebih dari 30.000 warga Korut secara ilegal menyeberangi perbatasan sejak akhir Perang Korea pada 1953. Banyak yang kabur melalui China, yang memiliki perbatasan terpanjang dengan Korut.
Tapi, China menganggap para pembelot sebagai imigran ilegal ketimbang pengungsi. Otoritas "Negeri Panda" itu sering memulangkan mereka secara paksa.