Chairul Tanjung, siapa sih yang tidak kenal dengan nama itu? Namanya sudah banyak berseliweran di televisi dan internet. Kalau belum tahu juga, kita pasti tahu Trans TV, Trans 7 dan Trans Studio yang ada di Bandung sama Makassar kan?Itu lho Dufan versi dalam ruangan yang jadi destinasi favorit wisata keluarga.

Putri dan Chairul Tanjung
Semua yang disebut tadi adalah beberapa dari banyak properti kepunyaan Chairul Tanjung alias CT. Chairul Tanjung dikenal sebagai orang terkaya ke-568 dan ke-7 di Indonesia tahun 2018 versi Majalah Forbes. Kekayaan bersihnya mencapai Rp.56,4 triliun.
Chairul Tanjung punya tiga perusahaan utama dari bidang media, layanan finansial, ritel, hingga properti dan sumber daya alam. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah Mega Corp, Trans Corp dan CT Global Resources yang di bawahnya masih memiliki banyak anak perusahaan.
Ia juga yang memegang izin waralaba(franchise)Wendy’s, dan barang-barang mewah seperti Versace, Mango dan Jimmy Choo di Indonesia. Jadi semua yang ingin membuka cabang merek-merek dagang tadi harus melalui Chairul Tanjung dulu.
Karena kecerdasannya dalam manajemen uang, pria kelahiran 16 Juni 1962 pernah ditunjuk jadi Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia saat masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhono. Ia menggantikan Hatta Rajasa yang saat itu naik jadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dari 19 Mei 2014 hingga 27 Oktober 2014.

Anak Punk Ini Sempat Jadi Bakal Menantu Konglomerat Chairul Tanjung
Jauh sebelum namanya melanglang-buana, anak dari enam saudara ini pernah mengecap pahitnya kehidupan dan dijuluki sebagai Anak Singkong alias anak kampung yang serba kekurangan karena ayahnya di-PHK.
Chairul Tanjung adalah anak dari wartawan bernama Abdul Ghafar Tanjung. Saat zaman Orde Baru, tulisannya dianggap berbahaya dan menentang penguasa. Akibatnya, mereka sekeluarga jadi bangkrut. Mereka terpaksa menjual rumah dan tinggal di satu kamar sempit di gang Batu Tulis (saat itu adalah area kumuh yang jadi simbol kemiskinan Jakarta).
Losmen sempit tersebut dipaksa untuk jadi tempat berteduh delapan orang. Rumah barunya tersebut bahkan tidak memiliki kamar mandi, sehingga mereka harus mandi di kali.