Padahal, kata Edi, keluarganya yang lain telah menabung selama delapan tahun untuk mewujudkan niat baik untuk beribadah di depan Kakbah di Arab Saudi.
"Bayangin saja, keluarga saya ada yang petani. Dia ngumpulin duit delapan tahun untuk berangkat umrah," kata Edi di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017).
Edi mengaku sudah mendaftarkan diri berangkat ke Arab Saudi pada Mei 2016. Dia dijanjikan berangkat pada Mei 2017. Edi membayar dengan tarif promo sebesar Rp 14,3 juta.
Namun, selama satu tahun menunggu, janji itu tak kunjung dipenuhi. Malah, ia harus menerima kenyataan bahwa biro jasa perjalanan umrah itu bermasalah.
"Ya awalnya kaget, lihat berita di televisi kok malah begini. Apalagi, saya dan keluarga sudah bayar," ucap Edi.
Karena itu, dia bersama sejumlah anggota keluarganya mendatangi Crisis Center First Travel di Bareskrim Polri. Ia berharap, aduannya bisa ditindaklanjuti dengan pengembalian uang.
"Kita sih maunya uang balik. Sudah puluhan juta saya dan anggota keluarga bayar," tambah dia.
Dan kini, uang korban First Travel tak akan pernah kembali. Jadi, bagaimana mereka mengikhlaskan hasil jerih payah selama ini ya?