"Sudah melayang di atas flyover, melengkung pula di ketinggian. Begitulah rumitnya pekerjaan jembatan bentang panjang untuk LRT Jabodebek yang melayang di atas flyover Kuningnan, Jakarta Selatan ini," kata Jokowi, seperti diunggah di akun Instagram pribadinya, Kamis (14/11/2019).Konstruksi jembatan tersebut dirancang oleh insinyur jebolan Institut Teknologi Bandung, Arvila Delitriana.

Long Span Kuningan merupakan salah satu infrastruktur hasil desain anak bangsa yang patut diapresiasi.
Menurut Jokowi, jembatan menakjubkan itu telah tersambung dengan presisi sejak Rabu (13/11/2019).
"Bayangkanlah kehebatan konstruksi ini. Membentang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter dan menggunakan material beton seberat 9.688,8 ton atau setara dengan lebih tiga kali berat patung Garuda Wisnu Kencana di Bali," ucap Jokowi.
"Besi yang digunakan sejumlah 2.929,7 ton atau setara dengan lebih lima kali berat pesawat Airbus A-380," imbuh dia.
Tidak heran, kata Jokowi, jika konstruksi ini menyabet dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yakni sebagai jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang dan sebagai jembatan dengan pembebanan axial static loading test terbesar.

Long Span Kuningan merupakan salah satu infrastruktur hasil desain anak bangsa yang patut diapresiasi.
Menurut desainer Long Span Kuningan, Arvila Delitriana, pembangunan jembatan lengkung boks beton itu merupakan tantangan karena harus melintas beberapa flyover (lintas atas) jalan tol dan jalan raya yang berada di Jalan Gatot Subroto serta underpass(lintas bawah) Mampang-Kuningan.
Dengan kondisi jalan yang rumit seperti itu, pembangunan Long Span Kuningan LRT Jabodebek di lokasi tersebut tidak bisa disertai dengan tiang jembatan karena risiko kemungkinan merobohkan lintas atasdi sana.
Padahal, biasanya jembatan layang LRT Jabodebek didukung dengan tiang jembatan yang berjarak 30 meter antara satu dan lainnya. ”Tantangan lain adalah karena jembatan itu melengkung dan harus kantilever,” kata Arvila.