Follow Us

Demi Lestarikan Tradisi Leluhur, Perempuan Surma Rela Lakukan Hal Ini. Duh, Foto-foto Aksi Mereka yang Bikin Kita Ngilu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 03 November 2019 | 20:38
Wanita Suku Mursi
Evi Aryati Arbay/Solent News

Wanita Suku Mursi

Fotokita.net - Teknologi semakin maju, dunia pun seakan tak lagi berbataskan administrasi negara. Meski begitu, ada sejumlah tradisi yang diturunkan dari leluhur masih tetap terpelihara.

Sekalipun tradisi itu semakin lama kian menyusut, rupanya masih ada sejumlah suku dan komunitas di dunia yang berpegang teguh untuk menjalankan tradisi leluhur itu.

Banyak di antara tradisi suku tertentu mungkin dianggap sebagai hal aneh dan gila oleh suku lainnya, tapi itulah tradisi dan kepercayaan.

Melansir hadithi.africa, ada satu tradisi di Afrika yang disebut lip plate atau pelat bibir.

Baca Juga: Mirip dengan Film Wonder Woman, Cara Suku yang Benci Laki-laki Ini Dapatkan Keturunan Bikin Kita Bergidik

Meski sejarah awal mula tradisi ini muncul tidak pasti, satu teori adalah bahwa pelapisan bibir berasal sebagai penodaan sengaja yang dirancang untuk membuat wanita dan gadis muda kurang menarik bagi para pedagang budak.

Beberapa peneliti mengklaim bahwa ukuran lempeng bibir (semakin besar semakin baik) adalah tanda kepentingan sosial atau kekayaan dalam suku.

Wanita Suku Mursi
Evi Aryati Arbay/Solent News

Wanita Suku Mursi

Analisis lain menunjukkan bahwa semakin besar ukuran pelat bibir, semakin besar mahar yang akan diterima pengantin wanita pada hari pernikahannya.

Misalnya, semakin besar pelat bibir, semakin banyak sapi yang bisa diminta ayah pengantin perempuan dalam mahar putrinya.

Tetapi beberapa peneliti membantah teori ini, dengan alasan bahwa pernikahan sebagian besar gadis suku, serta ukuran mahar mereka, sudah diatur jauh sebelum bibir mereka dipotong.

Baca Juga: Curahan Hati Suku Dayak Paser Soal Pemindahan Ibu Kota, Dari Khawatir Tergusur Hingga Tak Ingin Tambah Melarat

Yang lain berpendapat bahwa pelapisan bibir hanyalah sebuah ornamen yang dimaksudkan untuk melambangkan kekuatan dan harga diri seorang wanita.

Praktek ini juga digambarkan sebagai tanda kedewasaan sosial dan mencapai usia reproduksi, sehingga mengindikasikan kelayakan seorang gadis untuk menjadi seorang istri.

Wanita Suku Mursi
Evi Aryati Arbay/Solent News

Wanita Suku Mursi

Tradisi ini dilakukan oleh orang-orang Surma yang tinggal di sekitar Danau Turkana dan Lembah Omo Bawah di Ethiophia Selatan.

Orang-orang Surma terdiri dari tiga kelompok etnis: suku Mursi, Suri, dan Mekan.

Suri dan Mursi berbagi budaya yang sama: kecantikan wanita mereka ditentukan oleh seberapa besar bibir mereka.

Baca Juga: Hidup di Negara Mayoritas Katolik, Keluarga Suku Maya Ini Mantap Memeluk Islam: Rumah Kami Selalu Terbuka Bagi Siapa Saja...

Pelat bibir yang disebut dhebi a tugoin menjadi ciri khas utama Mursi dan sekarang membuatnya menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan.

Ketika seorang gadis telah mencapai usia 15 atau 16 tahun, bibir bagian bawahnya dipotong oleh ibunya atau oleh wanita lain dari permukimannya.

Wanita Suku Mursi
Evi Aryati Arbay

Wanita Suku Mursi

Potongan bibir yang terbuka itu akan disumbat oleh sumbat kayu sampai luka sembuh, yang dapat memakan waktu sekitar 3 bulan.

Diyakini seberapa jauh si wanita akan meregangkan bibirnya diputuskan oleh wanita itu sendiri.

Jika menginginkan peregangan lebih besar maka akan dimasukkan sumbat yang semakin besar selama beberapa bulan.

Baca Juga: Tak Lagi Hidup Berpindah di Belantara, Suku Terasing yang Tak Bisa Bahasa Indonesia Ini Ikut Upacara dan Perayaan Kemerdekaan

Beberapa perempuan bertahan sampai bibir mereka dapat memiliki pelat dengan dengan diameter 12 sentimeter atau lebih.

Dalam literatur promosi industri pariwisata, lip-plate disajikan sebagai bukti keberadaan 'suku' yang esensial, yang relatif 'tidak tersentuh' oleh dunia modern.

Ataye Eligidagne, wanita Mursi yang disebut memiliki pelat bibir terbesar di dunia dengan diameter 19.5 cm
Daily Mail via hadithi.africa

Ataye Eligidagne, wanita Mursi yang disebut memiliki pelat bibir terbesar di dunia dengan diameter 19.5 cm

Namun ironisnya, kebutuhan Mursi yang semakin besar akan uang tunai, karena ekonomi mereka menjadi semakin tergantung pada pertukaran pasar, mendorong mereka untuk memenuhi permintaan wisatawan akan foto.

Setiap wanita mengharapkan dibayar 2 Birr Ethiopia (sekitar (Rp 1.000) untuk setiap foto yang diambil darinya, meskipun ia biasanya harus puas dengan 2 Birr untuk setiap seri foto yang diambil oleh seorang turis.

Uang itu dihabiskan di pasar dataran tinggi untuk barang-barang seperti biji-bijian, garam, kulit kambing untuk rok, dan minuman beralkohol, yang digunakan untuk menyediakan keramahtamahan bagi pihak-pihak yang bekerja di pertanian.

Baca Juga: Di Pulau Papua Suku Pedalaman Ini Pernah Menggelar Ritual Merokok Mayat Leluhur. Lihat Bukti Fotonya!

Wanita Suku Mursi
Evi Aryati Arbay

Wanita Suku Mursi

Meski sejarah awal mula tradisi ini muncul tidak pasti, satu teori adalah bahwa pelapisan bibir berasal sebagai penodaan sengaja yang dirancang untuk membuat wanita dan gadis muda kurang menarik bagi para pedagang budak. (Nieko Octavi Septiana/Intisari Online)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest