Dilansir dari laman Greenpeace.org, Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik menyampaikan bahwa pihak Greenpeace akan mengawasi dengan saksama untuk memastikan Wilmar benar-benar akan melaksanakan janjinya.
Adapun langkah ini bertujuan untuk mengakhiri deforestasi yang disebabkan perkebunan kelapa sawit di seluruh pasokan perusahaan merek-merek terbesar rumah tangga dan pembeli minya sawit di dunia.

Kapal Arctic Sunrise milik Greenpeace yang berbendera Belanda. Kapal ini ditahan oleh Pengadilan Rus
Saat dikonfirmasi, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Annisa Rahmawati menyampaikan, ada beberapa aksi damai yang dilakukan di Indonesia maupun ranah global untuk menekan Wilmar.
"Pada 25 September 2018, aksi di Bitung, Sulawesi Utara kami menduduki kilang timbun minyak sawit Wilmar bersama grup musik Boomerang," ujar Annisa saat dihubungi Kompas.com pada Senin (17/12/2018).
"Selain itu, pada 17 November 2018, aksi enam aktivis menaiki kapal tanker Stolt Tenacity yang memuat minyak sawit dari Wilmar yang menuju Eropa. Pada 24 November 2018, aksi aktivis mooring/menambatkan diri di kapal yang sama menuju Rotterdam," kata Annisa.
Masih di tahun 2018, enam aktivis Greenpeace International dari Indonesia, Jerman, Inggris, Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat menaiki kapal tanker Stolt Tenacity di Cadiz, Spanyol.
Kapal itu membawa muatan produk minyak kelapa sawit Wilmar International dari kilang di Dumai, Indonesia ke Eropa. Greenpeace menuding produk Wilmar International berasal dari perusakan lahan hutan atau disebut 'minyak sawit kotor'.

Aksi Greenpeace ke KPK menyerukan perlindungan kekayaan alam negeri. yang ditampilkan lewat Raung da
Mereka lantas menaiki kapal tersebut secara damai untuk melakukan aksi protes.Namun, para aktivis Greenpeace tersebut ditahan di salah satu kabin saat berada di atas kapal.