"Kalau alasan kami naik ke patung itu karena itu tempat yang sentral, yang bisa dilihat banyak orang yang lalu lalang di bawah. Agar warga atau pejabat yang lewat situ bisa melihat dan pesan kami bisa sampai," kata Rangga.
Patung Pancoran berada di Jalan Gatot Subroto.
Setelah berada di puncak patung Pancoran selama berjam jam, mereka akhirnya disuruh turun oleh pihak kepolisian dan pemadam kebakaran.
Mereka turun pukul 11.00 WIB dan langsung dibawa ke kantor Polsek Tebet, Jakarta Selatan. Ketika diperiksa polisi, mereka tidak ada yang mau berbicara dengan polisi.
Rangga mengatakan, mereka tidak perlu berbicara kepada polisi. "Ya karena memang enggak perlu (menjawab), salah kami apa?" kata Rangga.
Menurut dia, mereka hanya membentang spanduk. Itu merupakan ekspresi kekecewaan terhadap pemerintah karena lamban menangani kebakaran hutan.
"Kami cuma memberi pesan. Jadi enggak terlalu perlu menjawab apa yang mereka (polisi) tanyakan," kata dia. Wakapolsek Tebet AKP Rusdi Dalby membenarkan bahwa para aktivis itu tidak mau menjawab saat diperiksa polisi.

Coretan yang dilakukan kelompok aktivis lingkungan Greenpeace pada peninggalan kuno milik Nazca.
"Mereka kami tanya memang diam saja, enggak mau kasih statement," kata Dalby.. "Mereka sengaja (diam). Kami belum tahu (motif) karena indentitas mereka tidak diperlihatkan," ujar Dalby.
Sebetulnya aksi seperti itu bukan cuma sekali dilakukan Greenpeace. Perlawanan macam begitu menjadi hal yang jamak bagi organisasi non pemerintah itu.
Pada tahun 2018 Greenpeace ikut menekan perusahaan minyak kelapa sawit Wilmar untuk merealisasikan aplikasi perkebunan sawit hijau.