Follow Us

Jadi Keluhan Beberapa Hari Terakhir, Suhu Udara Lebih Panas Landa Wilayah Indonesia. Begini Penjelasan dari Ahli

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 22 Oktober 2019 | 14:47
Ilustrasi cuaca panas
Tribun Timur

Ilustrasi cuaca panas

Fotokita.net - Pada 20 Oktober terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38,8 derajat celsius, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38,3 derajat celsius dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37,8 derajat celsius.

”Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, di mana pada periode Oktober pada 2018 tercatat suhu maksimum hanya mencapai 37 derajat celsius,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono R Prabowo, di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Cuaca terik dan suhu panas melanda wilayah Indonesia sejak beberapa hari terakhir. Rekor suhu tertinggi pada siang hari mencapai 38,8 derajat celsius tercatat di Makassar pada 20 Oktober 2019.

Stasiun-stasiun meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang berada di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara rata-rata mencatat suhu udara maksimum berkisar 3536,5 derajat celsius pada periode 19-20 Oktober 2019. Bahkan, beberapa stasiun pengamatan mencatat suhu udara maksimum pada siang hari mencapai 37 celsius sejak 19 Oktober lalu.

Baca Juga: Gara-gara Fenomena Ini, BMKG Minta Warga Jawa Timur Waspada. Ada Apa Sebenarnya?

Cuaca panas membuat kulit mudah terbakar
freepik

Cuaca panas membuat kulit mudah terbakar

Menurut Mulyono, berdasarkan persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan khatulistiwa. Hal ini erat kaitannya dengan gerak semu matahari.

”Seperti yang kita ketahui pada bulan September, Matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan Bumi selatan hingga bulan Desember. Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu Matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” katanya.

Kondisi ini menyebabkan radiasi Matahari yang diterima oleh permukaan Bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.

Selain itu, pantauan dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari.

Baca Juga: Musim Haji Lalu Ada Fenomena Langka di Arafah yang Terekam Foto, Pertanda Apakah dari Yang Maha Kuasa?

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest