”Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara,” ujar Mulyono.

Ilustrasi cuaca panas
Gerak semu matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahun.
Dalam waktu sekitar satu minggu ke depan masih ada potensi suhu terik di sekitar wilayah Indonesia mengingat posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan dan kondisi atmosfer yang masih cukup kering sehingga potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya.
Mulyono mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup guna menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi kebakaran hutan dan lahan.

(Ilustasi) cuaca panas di kota
Angin kencang
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang yang berpotensi terjadi di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Peneliti iklim BMKG, Siswanto, mengatakan, kulminasi matahari di atas wilayah Indonesia menjadi salah satu pemicu terjadinya angin kencang di sejumlah wilayah di Jawa, terutama di dataran tinggi seperti di Batu, Malang dan Magelang, serta Yogyakarta.
Selain itu, angin kencang juga dipicu oleh kuatnya angin timuran dan fenomena cuaca lokal pegunungan.