Follow Us

Karhutla Telah Reda, Kini yang Tersisa Cuma Foto-foto Pilu: Ular Mati Terpanggang di Antara Bara Hingga Orangutan yang Terkulai Lemas

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Rabu, 09 Oktober 2019 | 16:22
Seekor ular ditemukan mati di lokasi kebakaran lahan gambut di perkebunan sawit milik warga di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau, Rabu (4/9/2019). Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan agar tidak semakin meluas.
ANTARA FOTO

Seekor ular ditemukan mati di lokasi kebakaran lahan gambut di perkebunan sawit milik warga di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau, Rabu (4/9/2019). Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman kebakaran lahan agar tidak semakin meluas.

Dikonfirmasi oleh Directur Policy dan Advocacy WWF-Indonesia, Aditya Bayunanda, pendekatan per spesies hewan tersebut di suatu daerah bisa dikatakan mengkhawatirkan.

Meski, tutur Aditya, pihaknya belum mengetahui secara menyeluruh data satwa Indonesia yang terancam karhutla.

Baca Juga: Bukan Cuma Bahayakan Kesehatan Manusia, Karhutla Juga Makan Korban Ular Langka Ini. Lihat Foto Kematiannya yang Tragis Itu

Seekor ular ditemukan mati di area perkebunan nanas milik warga yang terbakar akibat kebakaran lahan gambut yang meluas di Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). Kencangnya angin di lokasi lahan yang terbakar membuat api dengan cepat meluas sehingga petugas kesulitan untuk memadamkan kebakaran di kawas
ANTARA FOTO

Seekor ular ditemukan mati di area perkebunan nanas milik warga yang terbakar akibat kebakaran lahan gambut yang meluas di Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). Kencangnya angin di lokasi lahan yang terbakar membuat api dengan cepat meluas sehingga petugas kesulitan untuk memadamkan kebakaran di kawas

"Satwa yang terancam agak sulit datanya, karena mungkin kita lihat dari konteks habitat. Misal gajah di Sumatera terancam karena habitatnya juga sedang terancam," ujar Aditya di Jakarta, Kamis (17/9/2019).

Dicontohkan juga oleh Dito, seperti Sumatera, salah satu lokasi karhutla terbesar di Tanah Air, saat ini sangat sedikit hutan alamnya. Di Sumatera bagian tengah hanya tersisa di daerah penyangga Bukit Tigapuluh, Jambi.

Baca Juga: Bukan Cuma Bahayakan Kesehatan Manusia, Karhutla Juga Makan Korban Ular Langka Ini. Lihat Foto Kematiannya yang Tragis Itu

Seekor ular ditemukan mati di area perkebunan nanas milik warga yang terbakar akibat kebakaran lahan gambut yang meluas di Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). Kencangnya angin di lokasi lahan yang terbakar membuat api dengan cepat meluas sehingga petugas kesulitan untuk memadamkan kebakaran di kawas
ANTARA FOTO

Seekor ular ditemukan mati di area perkebunan nanas milik warga yang terbakar akibat kebakaran lahan gambut yang meluas di Pekanbaru, Riau, Senin (7/10/2019). Kencangnya angin di lokasi lahan yang terbakar membuat api dengan cepat meluas sehingga petugas kesulitan untuk memadamkan kebakaran di kawas

"Semakin kecil lahan, semakin cepat juga satwa di alam akan mengalami kepunahan," tutur Dito. Hal itu juga terjadi saat satwa berusaha diselamatkan atau dievakuasi, namun tidak ada tempat bahkan kesulitan untuk mencari tempat melepaskannya kembali.

Inilah yang menjadikan hewan yang direhabilitasi tidak bisa berkembang dan tetap di tempat rehabilitasi. (Sumber: KOMPAS.com/Ellyvon Pranita, Antara Foto)

Baca Juga: Dampak Kabut Asap dan Karhutla Makin Parah, Warga Dua Desa Ini Harus Nyalakan Lampu di Siang Hari Karena Langit Memerah Seperti Maghrib

Seekor orang utan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orang utan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangka Raya, terjangkit infeksi
ANTARA FOTO

Seekor orang utan (Pongo pygmaeus) berada di lokasi pra-pelepasliaran di Pulau Kaja, Sei Gohong, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (19/9/2019). Sebanyak 37 orang utan yang dirawat di pusat rehabilitasi Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival) di Nyaru Menteng, Palangka Raya, terjangkit infeksi

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest