Chanee merasa sedih dan frustasi karena peristiwa ini persis seperti tragedi karhutla di tahun 2015, di mana dampak karhutla membuatnya harus melihat sang buah hati menderita sakit di saluran pernapasannya.
"Yang paling membuat saya sedih dan frustasi adalah situasi yang kita alami di tahun 2019 ini tidak bisa diantisipasi," ujar dia. Dalam video itu Chanee juga mengutarakan pendapatnya mengenai penangan karhutla yang paling efektif.
Untuk mengatasi terjadinya karhutla, Chanee menyarankan agar ada pemetaan lahan gambut dan memberlakukan larangan penggunaan api di lahan gambut, terutama saat musim kemarau.

Kepulan asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan membumbung di kawasan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09).
Chanee mengaku membuat video itu hanya ingin memberi saran dan masukan terkait penanganan bencana karhutla ini.
"Saya rasa semua orang di Kalimantan merasakan frustasi seperti saya. Saya buat video itu tidak bermaksud menyerang siapa pun. Saya cuma ingin berbagai," ucapnya.
Chanee juga mengatakan bersedia memberi bantuan jika ada pihak yang membutuhkannya terkait penanganan karhutla ini.
"Saya berharap ada pihak yang terbantu dengan video yang saya buat itu. Kalau butuh bantuan, saya siap," tambahnya. (Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)