Fotokita.net - Warga di Pekanbaru, Riau dan Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menyebut kabut asap yang mengepung sekitar rumah mereka hari-hari ini hampir menyerupai kondisi terparah dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan empat tahun silam atau pada 2015.
Presiden Joko Widodo mengawali kegiatannya dengan melaksanakan ibadah shalat Istiska di Masjid Amrullah Kompleks Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Riau. Ibadah ini dilakukan Jokowi sebelum melakukan peninjauan kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, dan Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar pada Selasa (17/9/2019).
Salat Istiska ini dilakukan untuk meminta hujan kepada Allah Swt. Bertindak selaku imam adalah Dr Khairunnas Jamal, M.Ag Sementara bertindak sebagai khatib ialah Dr. H. M. Fakhri, M.A.

Presiden Joko Widodo (tengah) melaksanakan sholat minta hujan (Istisqa) di Masjid Amrullah kompleks Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Selasa (17/9/2019). Usai melaksanakan sholat Istisqa, Presiden Jokowi meninjau penanganan kebakaran lahan di Provinsi Riau. ANTARA FOTO/Akhbari/RM/aww.
Juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jati Witjaksono, mengatakan, catatan KLHK, hingga saat ini sudah 42 perusahaan yang disegel konsesinya untuk diteliti dan diselidiki terkait dugaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dari angka itu, lima di antaranya milik perusahaan asing asal Singapura dan Malaysia. Akan tetapi pihaknya, kata Jati, pihaknya tidak bisa mempublikasikan nama-nama perusahaan tersebut.
"Itu kan informasi yang dikecualikan. Karena belum keputusan pengadilan, masih penyelidikan. Kalau dibuka, nanti kabur semua," tuturnya.

Seorang penjual koran mengenakan masker saat berjualan di tengah asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9).
Sementara itu, Direktur Policy dan Advocacy WWF Indonesia Aditya Bayunanda memandang bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan dikarenakan para cukong lahan.
Cukong-cukong lahan tersebut, kata dia, membiayai warga untuk membuka lahan dengan cara dibakar.