Follow Us

Tak Banyak yang Tahu, Begini Kisah Menakjubkan Para Perempuan Muda yang Menjadi Pencicip Makanan Adolf Hitler

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 17 September 2019 | 15:03
Hitler dan istrinya, Eva Braun.
thelocal.de

Hitler dan istrinya, Eva Braun.

Dan kini, Hitler's Tasters (Para Pengecap Hitler), sebuah drama teater karya Michelle Kholos Brooks secara bebas menggambarkan ulang ancaman kematian yang dihadapi para perempuan itu, dari satu suapan ke suapan lainnya.

Setelah digelar di beberapa kota di Amerika Serikat, pertunjukan itu kini akan ditampilkan selama sebulan di Edinburgh Fringe, festival seni terbesar di dunia.

Dimainkan oleh pemeran yang seluruhnya perempuan, drama ini fokus pada empat sosok yang tinggal di gedung sekolah persis di sebelah Wolf's Lair, pusat kendali pertempuran Jerman di East Prussia (kini Polandia).

Baca Juga: Begini Beda Penyebab Polusi Udara di Langit Jakarta dan Ibu Kota Baru Kita. Akankah Kualitas Udara Ibu Kota Baru Aman Buat Kita Huni?

Hitler dan Benito Mussolini menghabiskan mayoritas waktu mereka selama Perang Dunia II di gedung Wolf's Lair.
Getty Images via BBC Indonesia

Hitler dan Benito Mussolini menghabiskan mayoritas waktu mereka selama Perang Dunia II di gedung Wolf's Lair.

Perkenalan Brooks dengan kisah para pengecap Hitler itu terjadi tanpa sengaja. Sejawat penulisnya menyebut kisah itu sambil lalu saat mereka menghabiskan waktu sebelum terbang dengan pesawat.

"Saya berkata 'apakah kamu akan menulis kisah itu? Karena kalau tidak, saya akan melakukannya,'" ujar Brooks.

Sebagai sebuah kisah, cerita itu sangat kaya bagi Brooks.

Baca Juga: Enam Tahun Lalu Raffi Ahmad Pernah Ketahuan BNN Gunakan Bahan Narkoba Ini. Lihat Foto-foto Bahan Narkoba dari Tanaman yang Jadi Lalapan Favorit Orang Arab

Drama berjudul Hitler's Tasters mengambil latar sejarah tapi menampilkan cerita secara kontemporer.
Hunter Canning via BBC Indonesia

Drama berjudul Hitler's Tasters mengambil latar sejarah tapi menampilkan cerita secara kontemporer.

"Itu serupa dengan segala hal yang saya pikirkan dan takutkan, yaitu tentang bagaimana perempuan muda diperlakukan, bagaimana anak-anak dilibatkan dalam perang, seberat apa menjadi remaja perempuan dan seperti apa wujud manipulasi politik," kata Brooks.

Seluruh kisah itu terkesan begitu berat untuk dicerna, tapi lakon itu sebenarnya ditampilkan dalam pendekatan komedi gelap.

Source : BBC Indonesia

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest