Follow Us

Gara-gara Kabut Asap, Kualitas Udara Palangkaraya Dinyatakan Tak Lagi Layak Buat Manusia. Lantas, Bagaimana Nasib Warganya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 16 September 2019 | 18:27
Warga menggunakan masker saat berada di objek wisata bantaran Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (15/9/2019). Kota Palangkaraya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah sehingga menimbulkan aroma yang menyengat
ANTARA FOTO

Warga menggunakan masker saat berada di objek wisata bantaran Sungai Kahayan, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (15/9/2019). Kota Palangkaraya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah sehingga menimbulkan aroma yang menyengat

Pada 2016, kajian para ahli di Universitas Harvard dan Columbia di Amerika Serikat menyebutkan bahwa kabut asap yang berasal dari pembakaran lahan dan hutan di Indonesia pada tahun sebelumnya mungkin saja telah menyebabkan 100.000 kematian prematur.

Ditambahkan, lebih dari 90% dari kematian tersebut berada di Indonesia, sisanya terdapat di Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Kualitas Udara Riau Makin Parah Akibat Kabut Asap, Kabar Gubernur Riau Pergi Ke Thailand Bikin Geram Warganet. Benarkah Demikian?

Siswa yang orang tuanya mampu secara ekonomi memakai perangkat masker yang lebih baik di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (12/09).
Bjorn Vaughn via BBC Indonesia

Siswa yang orang tuanya mampu secara ekonomi memakai perangkat masker yang lebih baik di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (12/09).

Kajian yang akan diterbitkan di jurnal Environmental Research Letters tersebut menggunakan data satelit dan model komputer tentang efek kesehatan untuk menentukan probabilitas statistik kematian dini.

Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan Riau, Yohanes, mengatakan sejak akhir Agustus lalu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di wilayahnya turun-naik di angka 400 atau termasuk kategori berbahaya.

Setidaknya sudah 11.654 pasien yang datang ke puskesmas di seluruh kabupaten dan kota dengan mayoritas gejala infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Karena itu, kaya Yohanes, pihaknya membagikan setidaknya satu juta masker hijau ke masyarakat.

Baca Juga: Kualitas Udara Riau Makin Parah, Jambi dan Sumatera Selatan Ikut Sumbang Kabut Asap. Foto Ibu Gandeng Anak dengan Masker Ini Bikin Kita Elus Dada

"Jadi keluhannya ada pneumonia dan ISPA. Tapi kebanyakan ISPA. Kami juga bagikan masker biasa, bukan N95, karena masker itu sirkulasi udaranya tidak cocok untuk situasi begini. Kalau digunakan 5-10 menit, akan sesak," jelasnya.

Dia juga menegaskan, semua biaya pengobatan akibat asap kebakaran hutan dan lahan ini ditanggung pemerintah. (BBC Indonesia)

Pengendara melintas di Jembatan Kahayan yang diselimuti kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (15/9/2019). Kota Palangkaraya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah sehingga menimbulkan aroma yang menyengat dan meng
ANTARA FOTO

Pengendara melintas di Jembatan Kahayan yang diselimuti kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (15/9/2019). Kota Palangkaraya kembali diselimuti kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Kalimantan Tengah sehingga menimbulkan aroma yang menyengat dan meng

Source : BBC Indonesia

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest