Follow Us

Jangan Bikin Marah Penghuni Danau, Karya Fotografer Ini Telah Buktikan Kegarangannya!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 08 Juli 2019 | 20:09
Mathew yang diserang oleh kuda nil
Mirror

Mathew yang diserang oleh kuda nil

Fotokita.net - Danau ini menjadi salah satu pusat wisata yang menarik bagi turis asing. Maklum, lahan basah ini menyimpan keunikan tiada tara. Terlebih lagi seusai penghujan.

Danau Naivasha memang jadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi turis asing saat melancong ke Kenya. Di sini, turis asing begitu berbahagia lantaran dapat memotret lanskap tropis nan apik.

Nah, seorang fotografer asal Italia bernama Frederico Genovese berhasil mendokumentasikan insiden serius. Fotografer berusia 47 tahun itu termasuk salah seorang turis asing yang berkunjung ke Danau Naivasha.

Baca Juga: Benarkah Hidup di Trotoar Kebon Sirih Lebih Tenang Ketimbang di Afghanistan? Foto-foto Ini Beri Buktinya!

Frederico telah menangkap momen seorang nelayan menghadapi kondisi hidup dan mati ketika disergap oleh kuda nil dan menahannya selama 10 menit.

Melansir dari Daily Mirror, pada Selasa (8/1/2019), nelayan yang bernama Mathew Wanjiuku ini dengan susuah payah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman kuda nil.

Dilaporkan insiden ini terjadi di Kenya, di mana Mathew dibuat terhuyung-huyung dan berlumuran darah untuk menyelamatkan diri.

Insiden ini ditangkap oleh seorang fotografer Frederico Genovese (47) ketika mengunjungi Danau Naivasha, rumah bagi 2.000 kuda nil.

Baca Juga: Gerhana Matahari Total Jadi Momen Tepat Buat Uji Ketangguhan Fitur Kamera Hape yang Segera Rilis Ini. Lihat Foto Hasilnya!

Kuda nil suka berendam di dalam air
https://www.maxpixel.net/

Kuda nil suka berendam di dalam air

Fotografer asal Italia itu menyaksikan Mathew Wanjiuku bergelut dengan kuda nil dan sempat digigit oleh binatang liar itu.

Baca Juga: Senang Wisata Foto ke Cina? Hati-hati Pemerintah Cina Mata-matai Turis Asing Lewat Ponsel dengan Teknik Ini

Orang yang menyaksikan insiden itu kemudian menakuti mamalia besar itu dengan menggedor selembar logam, hingga membuatnya pergi.

Mathew yang bergelut dengan kuda nil
Mirror

Mathew yang bergelut dengan kuda nil

Mathew yang berhasil menyelamatkan diri tubuhnya berlumuran darah dengan pakaian yang robek-robek.

Setelah dua minggu sejak insiden itu, Mathew yang berada di rumah sakit, akhirnya dipulangkan setelah berhasil dipulihan.

Mathew yang diserang oleh kuda nil
Mirror

Mathew yang diserang oleh kuda nil

Frederico berkata, "Saya belum pernah melihat sesuatu yang mengejutkan seperti ini sebelumnya."

"Aku mendengar suara kuda nil yang tidak bisa dibedakan di belakang satu pemandu," katanya.

"Kuda nil menemukan celah yang cukup lebar, memungkinkannya menggigit," tambahnya.

Kemudian Frederico menjelasakan, pada waktu itu, ada jeritan tak berdaya di tepi air, pada waktu itu juga beberapa orang menyaksikannya.

Baca Juga: Thoriq Meninggal Dunia Diduga Kelelahan dan Pingsan, Dokter di Cina Ini Juga Alami Hal yang Mirip. Lihat Fotonya

Lalu, beberapa orang membantunya dengan mengangkat lembaran besi dan menggedornya sehingga membuat keributan, sekitar 10 menit kemudian binatang itu pergi.

"Mathew muncul dari bawah pohon dan didorong oleh rasa takut diserang lagi, memutuskan untuk berlari cepat demi keselamatannya," kata Frederico.

"Dia berbaring di tepi danau, berlumuran darah, dengan sebagian besar pakaiannya robek dan compang-camping, dia tampak lolos dari kematian setelah pertarungan yang baru saja dia terima," tambahnya.

Baca Juga: Potret Sampah Plastik Di Indonesia, Dari Impor Sampah Hingga Dana Hibah

Frederico juga menjelasakan, bahwa empat nelayan diburu oleh binatang ini dan Mathew adalah orang paling lambat yang akhirnya ditangkap.

Kondisi Mathew setelah bergelut dengan Kuda Nil
Mirror

Kondisi Mathew setelah bergelut dengan Kuda Nil

Dalam rekaman mengejutkan Mathew yang melarikan diri berhasil bersembunyi di bawah pohon tumbang dengan harapan menghindarinya.

Tetapi biantang ini, menemukannya dan melihat celah cukup besar untuk menggigit lengan dan pundaknya, hingga akhirnya binatang itu berhasil diusir, oleh orang-orang.

"Saya ingin berbagi cerita ini untuk menjelaskan bahaya yang dihadapi banyak orang Afrika di samping hewan-hewan liar ini," Frederico menjelaskan.

"Pasca Insiden itu mungkin sulit bagi para nelayan karena mereka masih kembali ke danau untuk mencari ikan demi kebutuhan hidup," tambahnya.

Dalam rekaman video setelah keluar dari rumah sakit, Mathew berkata "Aku baik-baik saja, aku beruntung.

Baca Juga: Benarkah Reklamasi dan Limbah Sebabkan Turunnya Panen Kerang Hijau?

"Terima kasih sudah datang dan melihatku, aku masih bernafas," jelasnya.

"Tuhan itu baik karena aku hidup, Tuhan memberkati kalian," tambahnya.

Danau Naivasha menjadi tempat hidup lebih dari 2.000 ekor kuda nil. Pada Agustus 2018, seekor kuda nil telah menyerang dan membunuh seorang turis dari Taiwan yang mengambil foto di tepi Danau Naivasha.

Pria itu dinyatakan meninggal dunia saat tiba di Rumah Sakit Distrik Naivasha, sementara seorang turis lainnya selamat dari serangan pada Sabtu (11/8/2018) malam, menurut Layanan Margasatwa Kenya.

Pihak dari Margasatwa Kenya mengidentifikasi turis yang tewas sebagai Chang Ming Chuang (66 tahun), dan yang selamat ialah Wu Peng Te (62 tahun). Menurut mereka, kedua turis berasal dari China. Namun, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan dua orang tersebut berasal dari Taiwan, bukan China.

Surat kabar Kenya's Star mengatakan jika tingkat air yang lebih tinggi dari normal menyebabkan kuda nil berkeliaran dari danau ke peternakan di dekat Naivasha, kota dengan jarak 90 kilometer barat laut dari Nairobi.

Baca Juga: Kota Tua, Pilihan Liburan Favorit nan Murah. Lihat Foto-foto Keunikannya

Setelah musim kemarau yang parah tahun lalu, Kenya mengalami hujan deras selama beberapa bulan sepanjang tahun 2018, menyebabkan banjir serius, termasuk di sekitar Danau Naivasha, lokasi di mana dua turis asal Taiwan diserang satwa liar tersebut. Pariwisata merupakan sumber utama devisa Kenya, di mana 1,5 orang mengunjungi negara ini, menurut kementerian pariwisata. (Intisari/Trubus)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest