Foto Baliho di Sragen Bikin Heboh, Isinya Memaki Pemerintah, Ternyata Pemasangnya Punya Jabatan Mentereng

Kamis, 15 Juli 2021 | 10:21
Kolase

Foto baliho yang memaki pemerintah di tengah pandemi. Ternyata pemasangnya punya jabatan mentereng.

Fotokita.net - Warga dibikin heboh dengan foto baliho di Sragen, Jawa Tengah yang beredar di media sosial. Isi baliho ini memaki pemerintah di tengah pandemi. Ternyata pemasangnya punya jabatan mentereng.

Warga dikejutkan dengan adanya pemasanganbaliho dengan isi yang memaki pemerintah dan pejabatnya. Baliho ini berdiri tegak di tepi jalan Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen, sejak Rabu (14/7/2021) pagi.

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi, mengaku sudah mengetahui pemasangan baliho tersebut. Pihaknya berencana memanggil pemasang baliho itu untuk diklarifikasi.

Baca Juga: Foto Risma Marah-marah Disorot, Ucapan Mensos Justru Bikin Hati Orang Papua Terluka

"Saya tadi koordinasi dengan ibu bupati besok akan dipanggil untuk dilakukan klarifikasi terlebih dahulu maksud dan tujuannya seperti apa. Nanti memang juga akan kita lakukan klarifikasi juga secara hukum, rencana akan kita panggil ke Polres," ujar Ardi.

Pihaknya menyayangkan aksi pemasangan baliho tersebut. Pasalnya, pemasangan baliho tersebut justru dilakukan oleh aparat pemerintah desa.

Baca Juga: Sudah 2 Kali Vaksin, Gibran Rakabuming Positif Covid-19, Begini Kondisi Selvi Ananda dan Anaknya

"Apalagi dilakukan oleh aparat pemerintah desa ya, itu nanti tentunya akan kita lakukan upaya klarifikasi. Dan jika ditemukan adanya pelanggaran hukum tentunya akan kita lakukan tindakan," tandasnya.

Dalam baliho berukuran sekitar 3×4 meter itu tertera foto Kades Jenar, Samto, dengan pakaian dinasnya. Baliho itu berisi sejumlah kalimat yang disusun dengan huruf kapital.

Baca Juga: Cara Pencairan BPUM 2021, Cek Penerima BLT UMKM di BRI dan BNI Lewat eform.bri.co.id/bpum

Baliho berukuran cukup besar tersebut dipasang di depan balai Desa Jenar. Selain bertuliskan kata-kata yang cenderung kasar, baliho ini juga dipasangi foto sang kades berseragam dengan memasang masker di dahi.

Dalam foto terlihat jelas,baliho itu mengkiritik kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang diberlakukan pemerintah.

Begini isi baliho yang memaki pemerintah dan pejabat dengan kata-kata yang kurang pantas:

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Berbayar di Kimia Farma Ditunda, Dokter Tirta Pasrah: Yang Buat Kebijakan Bukan Nakes

Istimewa

Foto baliho yang memaki pemerintah di tengah pandemi. Ternyata pemasangnya punya jabatan mentereng.

IKI JAMAN REVORMASI, ISIH PENAK JAMAN PKI

AYO PEJABAT MIKIR NASIBE RAKYAT.

PEJABAT SENG SENENG NGUBER UBER RAKYAT KUI BANGSAT

PEGAWAI SENG GOLEKI WONG DUWE GAWE IKU KERE

PEGAWAI SING SIO KARO SENIMAN SENIWATI KUWI BAJI**AN

Baca Juga: Mohon Jangan Diulangi 5 Kebiasaan Fatal Ini, AC Cepat Rusak Hingga Tagihan Listrik Meledak

(Sekarang zaman reformasi

Masih enak zaman PKI

Ayo pejabat memikirkan nasib rakyat

Pejabat yang suka mengejar rakyat itu bangsat

Pegawai yang suka mencari orang punya hajat itu kere

Pegawai yang menyia-nyiakan seniman seniwati itu baji**an)

Baca Juga: PPKM Adalah Singkatan Apa? Berikut Aturan yang Direvisi Pemerintah

Istimewa

Foto baliho yang memaki pemerintah di tengah pandemi. Ternyata pemasangnya punya jabatan mentereng.

Setelah mendapatkan laporan terkait baliho itu, jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspimcam) Jenar menerjunkan tim yang terdiri atas 3 aparatur sipil negara (ASN) di Kecamatan Jenar, lima anggota Polsek Jenar dan tiga anggota Koramil Jenar ke lokasi.

Namun saat mereka datang untuk membongkar baliho itu, Kades Jenar, Samto, juga datang ke lokasi. Samto berusaha menghalang-halangi petugas yang akan membongkar baliho itu.

“Dia bilang, mang copot mangke kulo pasang kaleh warga kulo maleh [silakan dicopot nanti saya pasang bersama warga saya lagi],” ujar Kasi Trantib Kecamatan Jenar, Kardiyono, menirukan perkataan Kepala Desa Jenar, Samto.

Baca Juga: Tolong Mulai Sekarang Jangan Lagi Panik Borong Vitamin, Minuman Murah Ini Ampuh Tangkal Berbagai Penyakit

Ketika dikonfirmasi, Samto mengakui dirinyalah yang membuat dan memasang baliho tersebut. Baliho tersebut dipasangnya sejak Rabu (14/7) pagi.

"Kata-katanya saya sendiri yang bikin, pemasangannya saya yang nungguin," ujar Samto dilansir detik, Kamis (15/7/2021).

Samto menyebut, dirinya nekat memasang baliho tersebut karena mengaku tidak tahan melihat rakyat menderita. Menurutnya, kebijakan PPKM Darurat yang selama ini berlaku sangat memberatkan rakyat.

Baca Juga: Satu Indonesia Nyesal Baru Tahu Sekarang, Ramuan 4 Bahan Dapur Ini Lebih Ampuh Usir Virus Dibanding Susu Beruang

"Orang hajatan dibubarkan, untungnya apa. Rakyat berjualan diuber-uber. Kasihan rakyat dan seniman dua tahun enggak makan," kata dia.

Samto mengaku sengaja menggunakan pilihan kata yang agak keras dalam balihonya. Harapannya aspirasinya tersebut didengarkan oleh pemerintah.

"Sengaja (keras), biar didengarkan aspirasi rakyat. Saya yakin rakyat mendukung," jelasnya.

Baca Juga: Dituding Tak Siap Beri Obat Gratis Pasien Isoman Lewat Telemedicine, Kemenkes Buka Suara

Baliho tersebut, lanjutnya, akhirnya diturunkan oleh pihak Satpol PP. Pihaknya mengaku tidak mempermasalahkan jika nantinya mendapat sanksi atas aksinya ini.

"Sudah diturunkan tadi sama Satpol PP. Nggak apa-apa. Kalau memang ada sanksi saya siap," tegasnya.

Baca Juga: Video Nakes Kelelahan Usai Makamkan Pasien Covid-19 Heboh, Ini Fakta Sebenarnya

Sementara itu berdasarkan hasil klarifikasi yang dilakukan Camat Jenar, Edi Widodo, Samto mengakui yang memasang baliho itu dirinya sendiri. Dia mengaku nekat memasang baliho itu karena tidak percaya Covid-19. Samto menilai peraturan yang dibuat pemerintah selama ini menyengsarakan warga karena banyak warga yang dilarang.

Berdasarkan informasi dilansir Solopos, Kades Jenar, Samto, beberapa kali melontarkan pernyataan jika ia tidak percaya Covid-19. Saat warga di desa lain dilarang mengadakan hajatan demi mencegah penularan Covid-19, ia justru menjamin warganya bisa melaksanakan hajatan tanpa gangguan.

Baca Juga: Disebut Ngotot Pemotretan Meski Positif Covid-19, Ini Kronologi Curhat Fotografer yang Seret Natasha Wilona

Namun, pada akhirnya, hajatan yang digelar oleh warga Desa Jenar itu dibubarkan oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 Kecamatan Jenar. Hal itulah yang membuat dia marah karena warganya tidak bisa menyelenggarakan hajatan walau sudah dijamin olehnya.

“Dia memang pernah memakai masker, tapi tidak dipakai untuk menutup hidung dan mulut. Masker itu dipakai di jidatnya, kesannya seperti mau melecehkan,” ujar warga Jenar yang keberatan disebutkan namanya, Rabu.

Baca Juga: Foto Terbaru Putri Denada Curi Perhatian, Gayanya Makin Stylish Hingga Harus Telan Pil Pahit

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya