Fotokita.net - Fakta-fakta gempa Malang, warga lari ketakutan, bangunan roboh hingga penjelasan BMKG.
Warga Malang dan sekitarnya dikejutkan adanya peristiwa bencana gempa bumi berkekuatan 6,7 M pada Sabtu (10/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Rupanya guncangan gempa tak hanya dirasakan warga Malang, tetapi juga menggetarkanprovinsi-provinsi lain seperti Bali, DIY dan Jawa Tengah.
Melalui penjelasan resminya, BMKG telah memastikan gempa Malang tak berpotensi tsunami.
Berikut fakta-fakta mengenai gempa bumi yang berpusat di selatan Malang itu.
Gempa bermagnitudo 6,7 mengguncang Malang, Sabtu (10/04/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.
Kerasnya kekuatan gempa menyebabkan warga panik dan lari berhamburan keluar gedung dan rumah.
Kerusakan bangunan dilaporkan terjadi di Kabupaten Malang, Blitar, dan Lumajang.
Di perumahan Sigura Hill, Kelurahan Karangbesuki, Sumbersari, Kota Malang, gempa terasa kuat. Bangunan rumah bergetar.
Warga berhamburan keluar rumah dan anak-anak menangis karena ketakutan.
Gempa dirasakan kuat oleh Wahyu (40), warga setempat. ”Selama enam tahun di Malang, getaran ini yang paling besar. Bangunan rumah sampai goyang,” katanya.
Saat gempa terjadi, dia langsung membawa keluar anak-anaknya ke jalan. Jalan perumahan saat itu menjadi ramai karena seluruh warga keluar.
Di pusat perbelanjaan dan kompleks hotel Mall of Gajayana Malang, para penghuni hotel dan sekitar pusat perbelanjaan seketika berhamburan keluar ruangan ketika merasakan gempa.
Petugas keamanan hotel dengan sigap mengarahkan pengunjung untuk keluar melalui tangga darurat.
”Bagi yang mengenakan highheels tolong dilepas,” teriak petugas keamanan mengingatkan.
Ribuan pengunjung Mall Royal Plaza Surabaya, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, bergegas keluar dari pintu utama, Sabtu siang (10/4/2021). Mereka merasakan guncangan gempa dari dalam ruangan efek gempa di Malang terasa di Surabaya.
Vega (43), warga asal Probolinggo yang sedang menginap di hotel, terburu-buru keluar dari hotel sesuai instruksi petugas hotel.
”Tadi saya dari lantai tujuh dan sedang naik lift untuk keluar dari hotel. Terasa liftnya agak goyang. Sampai luar ternyata banyak orang dan kami disuruh segera keluar gedung,” katanya.
Siyadi, warga Desa Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, mengatakan bahwa gempa menyebabkan beberapa kerusakan di kampungnya.
Rumah rusak itu milik Ngatiman, tetangga Siyadi.
”Di kampung saya ini ada beberapa kerusakan rumah warga, seperti genteng jatuh, teras roboh, dan ada satu rumah yang rusak parah,” katanya.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Mamuri mengatakan bahwa gempa berkekuatan magnitudo 6,6, tetapi kemudian dimutakhirkan menjadi 6,1.
Menurut Mamuri, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa 6,7 M pada Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB dirasakan di Malang dan sekitarnya.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada kedalaman 80 km.
Gempa dirasakan sampai Surabaya, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, dan Banjarnegara.
Kerusakan
Kepala BPBD Kabupaten Jamil mengerahkan petugas untuk memantau kawasan pantai selatan Malang.
Baca Juga: Cair Di Akhir Bulan Ini, Catat Besaran THR dan Gaji Ke-13 PNS yang Kini Nominalnya Tak Lagi Dipotong
”Kami juga mengerahkan petugas dan mengontak aparat desa untuk melaporkan kerusakan yang ada,” katanya.
Hingga pukul 15.00, dilaporkan ada jumlah kerusakan bangunan di Kabupaten Blitar, antara lain di Kecamatan Binangun, Lodoyo, dan Kesamben.
Namun, Kepala BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik belum bisa merinci jenis kerusakan, baik fasilitas umum maupun rumah warga. Dirinya masih menunggu laporan resmi dari kepala wilayah, dalam hal ini camat.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi mengatakan bahwa gempa juga berdampak hingga Lumajang. Namun, hingga kini ia masih harus mengecek dan memastikan mengenai datanya.
”Benar ada dampak. Ada kabar dampak kerusakan rumah di Pasrujambe, Pasirian, Candipuro, dan wilayah lainnya. Saat ini kami masih melakukan pengecekan mengenai dampak tersebut,” katanya.
Gempa di selatan Malang juga terasa sampai Banyuwangi.Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram mengatakan, sejauh ini belum ada laporan kerusakan bangunan dan fasilitas umum akibat gempa.
Sukarelawan tanggap darurat di masing-masing kecamatan masih melakukan pemantauan dampak gempa di wilayahnya masing-masing.
Gempa bumi tersebut ternyata menyebabkan kerusakan fasilitas di Blitar, Jawa Timur.
Sebagian atap bangunan RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar ambrol akibat getaran gempa.
"Iya, informasinya bangunan RSUD Mardi Waluyo rusak. Sekarang saya masih mengecek rumah rusak akibat gempa di Kelurahan Ngadirejo," kata Kepala Bakesbangpol dan PBD Kota Blitar, Hakim Sisworo, seperti ditulisSurya.co.id.
Warga Malang berhamburan ketakutan begitu merasakan getaran gempa, Sabtu (10/4/2021).
Salah seorang warga Malang, Kresna mengatakan ada dua kali getaran gempa.
Getaran kedua terasa lebih kuat hingga membuat rumahnya bergoyang.
"Rumah sudah terasa goyang cukup kencang," katanya.
"Goncangan yang kedua cukup kencang. Orang di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo ini keluar semua," tutur Kresna.
Tak hanya di Malang getaran juga terasa hingga ke Bali, Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Dedi, warga Kecamatan Wonosari, Gunungkidul mengaku berlari ketakutan.
"Tadi kursi yang saya duduki bergetar dua kali," kata dia, Sabtu.
Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menerangkan, gempa juga terasa hampir seluruh wilayah di Provinsi Bali.
"Hampir semua wilayah di Bali merasakan getaran gempa," kata Made Rentin melalui pesan Whatsapp, Sabtu (10/4/2021).
Kerusakan yang diduga terjadi akibat gempa.
Menurut informasi resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
BMKG menyebut, gempa yang terjadi berkekuatan 6,7 SR.
Pusat gempa berada 96 kilometer di arah selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Pusat gempa ini berada di lepas pantai dan memiliki kedalaman hingga 80 kilometer.
Meski gempa terasa di sejumlah provinsi, namun BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno menginformasikan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” ujarnya melalui siaran pers BMKG, Sabtu (10/4).
Prayitno menambahkan bahwa hingga pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock.
(*)