Ternyata Sudah 2 Bulan Lenyap, Foto Pemilik Harta Rp 861 Triliun Ini Juga Hilang di Situs Web Perusahaan Sendiri, Kronologinya Bikin Ngeri

Selasa, 05 Januari 2021 | 18:21
chinadaily.com

Jack Ma, Pendiri Alibaba Group

Fotokita.net - Ternyata sudah 2 bulan lenyap, foto pemilik Rp 861 triliun ini juga hilang di situs web perusahaan sendiri, kronologinya bikin ngeri.

Sudah dua bulan pendiri Alibaba, Jack Ma, tidak terlihat di muka publik.

Dia dilaporkan terakhir kali muncul pada akhir Oktober lalu.

Kicauan terakhirnya di Twitter pun diunggah pada bulan yang sama.

Padahal, ia dikenal sebagai sosok yang rutin membagikan beberapa twit dalam satu hari.

Baca Juga: Blak-blakan Kritik Partai Komunis Hingga Hilang Tanpa Jejak, Ini Janji Bos Alibaba Jack Ma Pada Jokowi yang Belum Tuntas

Hilangnya Ma menjadi makin mencolok setelah tak menghadiri final acara Africa's Business Heroes, sebuah reality show bikinan dia sendiri.

Posisinya sebagai juri digantikan oleh seorang eksekutif Alibaba.

Dalam sebuah keterangan, pihak Alibaba mengatakan bahwa Ma terpaksa diganti karena masalah waktu.

"Karena jadwalnya berbenturan, Bapak Ma tidak lagi menjadi juri dalam final Africa’s Business Heroes," ujar Alibaba.

Baca Juga: HIlang Mendadak Usai Kritik Keras Pemerintah China, Ternyata Jack Ma Pernah Diajak Bercanda Jokowi Soal Ini

Namun, absennya Ma di acara tersebut tetap menimbulkan keheranan.

Apalagi namanya ikut dihapus dari website acara, dan tidak diikutsertakan dalam sebuah video promosional.

Kabar menghilangnya Jack Ma ikut membuat heboh warganet.

Berdasarkan pantauan KompasTekno pada Senin (4/1/2021) siang, nama Jack Ma menduduki peringkat kedelapan pada trending topic di Twitter.

Tercatat ada lebih dari 26.000 twit yang menyebut namanya.

Baca Juga: Hore Langsung Cair Mulai Besok Sampai April 2021, Ini Cara Cek Penerima Bansos Rp 300.000, Ada Jatah Buat 10 Juta Warga

Hilang setelah kritik pemerintah China

Ma mendadak "hilang" setelah melontarkan kritik pedas terhadap regulator finansial dan perbankan China dalam sebuah pidato di Shanghai, 24 Oktober lalu.

Dia menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai" menyangkut jaminan untuk kredit, sementara regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan Ma agaknya membuat panas telinga pemerintah China yang kemudian memperketat regulasi bisnis fintech sehingga perusahaan Ant Group dari Alibaba gagal melantai di bursa.

Baca Juga: Terlanjur Senang Dapat Kabar Bikin dan Perpanjangan SIM Gratis, Korlantas Polri Buru-buru Beri Penjelasan Begini

Jack Ma merupakan tokoh terkenal di ranah domestik China dan dunia internasional.

Pria berusia 56 tahun ini adalah salah satu orang terkaya di Negeri Tirai Bambu dengan nilai harta setidaknya 62 miliar dollar AS (sekitar Rp 861 triliun).

Nasib Ma masih belum diketahui pasti.

Yang jelas, hilangnya miliarder bukan perkara yang benar-benar baru di China.

Sejumlah orang kaya di negara tersebut, misalnya, sempat raib pada 2016 hingga 2017 saat pemerintah menggalakkan pemberantasan korupsi.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Butuh Waktu 3,5 Tahun, Rakyat Amerika Malah Rasakan Efek Samping Ini Usai Disuntik Penangkal Virus Corona

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, beberapa miliarder yang hilang ketika itu kemudian muncul lagi, tapi sebagian lainnya tidak pernah kembali.

Perusahaannya juga gagal melantai di bursa

Rencana perusahaan teknologi finansial (fintech) Ant Group melakukan panawaran saham perdana ( IPO ) kandas hanya beberapa hari sebelum melantai di bursa.

Kabarnya, IPO perusahaan besutan Jack Ma, pendiri Alibaba, itu ditangguhkan secara langsung oleh Presiden China Xi Jinping.

Baca Juga: Jadi Organisasi Terlarang Seperti PKI dan HTI, Ini Hukuman Buat PNS Bila Nekat Ikut Gabung dengan FPI

Biro Pers Setpres

Presiden Joko Widodo bertemu pendiri sekaligus Executive Chairman Alibaba Group Jack Ma, di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (1/9/2018)

Sebabnya disinyalir berkaitan dengan kritik yang disampaikan Jack Ma terhadap kalangan perbankan dan regulator di Negeri Tirai Bambu, saat berbicara dalam sebuah acara di Shanghai pada 24 Oktober 2020 lalu.

Ma menuding bahwa bank-bank di China beroperasi dengan mentalitas "rumah gadai menyangkut jaminan untuk kredit, sementara regulasi perbankan yang berlaku dinilainya menghambat inovasi dan harus direformasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan Ma agaknya membuat panas telinga pemerintah China.

Baca Juga: Kabar Gembira Mulai Cair 4 Januari 2021, Ini Besaran 3 Bansos Pemerintah, Buruan Cek Nama di dtks.kemensos.go.id

Kemudian, diduga atas perintah Presiden Xi, Regulator negara tersebut bergerak untuk menyelidiki dan mengidentifikasi aktivitas bisnis perusahaan fintech besutan Ma itu.

Regulator memperketat peraturan terkait ketentuan pinjaman mikro yang secara langsung berdampak pada bisnis Ant Group.

Para pelaku bisnis pinjaman mikro diharuskan menyediakan 20- 30 persen dari dana pinjaman yang disediakan bersama pihak bank.

Sementara, dari pinjaman mikro yang difasilitasinya hingga akhir Juni, hanya sekitar 2 persen yang masuk ke neraca Ant Group.

Baca Juga: Berjumpa Saat Masih Jadi Wali Kota Solo, Jokowi Akhirnya Lakukan Permintaan Gus Dur 12 Tahun Lalu, Apa Itu?

Biro Pers Setpres

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbincang hangat dengan bos Alibaba Jack Ma pada 1 September 2018.

IPO Ant Group pun ditangguhkan pada 3 November, hanya dua hari sebelum perusahaan itu dijadwalkan melantai di bursa saham Hong Kong dan Shanghai.

Alasannya tak lain karena perubahan peraturan oleh regulator China.

Padahal, IPO Ant Group awalnya digadang-gadang bakal memecahkan rekor sebagai yang terbesar di dunia dengan proyeksi nilai pengumpulan dana menembus kisaran 37 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 522 triliun.

Menurut laporan Reuters yang dihimpun KompasTekno, Senin (16/11/2020), sebelum pidato Jack Ma pun, regulator China sebenarnya sudah mulai mengawasi Ant Group, terutama bisnis online-nya yang tumbuh pesat.

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Kalah di Pilkada 2020, Bupati Jember Dapat Mosi Tidak Percaya dari Wakilnya Sendiri Hingga Seluruh ASN Ikuti Aksi

Sebagai platform teknologi Ant Group menawarkan berbagai macam layanan finansial, tapi tidak terbebani peraturan perbankan yang menambah ongkos.

Sumber anonim menyebutkan bahwa pemerintah China memang ingin memperkuat sektor finansial dan memperketat pengawasan dalam rangka pencegahan risiko sistemik, mengingat ekonomi yang terdampak pandemi.

Setelah penangguhan rencana IPO, Ant Group kemudian mengeluarkan penyataan bahwa perusahaan itu akan patuh dengan regulasi yang berlaku.

Namun, menurut sumber, penawaran saham mungkin belum akan terjadi dalam waktu dekat selagi Ant masih dalam penyelidikan regulator.

Baca Juga: Berbeda dengan Habib Rizieq yang Punya 3 Mobil Mewah, Ulama Keturunan Rasul Ini Cuma Pakai Sepeda Hingga Pemakamannya Dihadiri Ratusan Ribu Warga

Pendiri Alibaba.com, miliarder Jack Ma, dilaporkan hilang dan diduga berada di bawah pengawasan pemerintah China.

Melansir World of Buzz, sejak tidak muncul di hadapan publik selama 2 bulan, foto Jack Ma pun raib dari situs web Alibaba.

Kecurigaan tentang di mana keberadaan Jack Ma meningkat ketika dia tidak muncul sebagai anggota juri di episode terakhir program TV Show-nya, Africa's Business Heroes.

Di acara itu, Jack Ma digantikan eksekutif Alibaba lainnya.

Pihak Alibaba mengatakan kepada CNN Business pada Senin bahwa Jack Ma "harus melewatkan final karena masalah jadwal", jawaban itu tidak memberi kabar lebih lanjut tentang keberadaan sang miliarder.

Baca Juga: Hore! Gaji PNS Naik Drastis Tahun Depan, Ini Besaran Pendapatan ASN yang Dirombak, Minimal Bawa Pulang Rp 10 Juta Tiap Bulan

Kabar hilangnya Jack Ma juga membuat sebuah video yang memprediksi 'akhir riwayat' dari miliarder itu mencuat di media sosial Twitter.

Video itu diunggah pada 11 September 2019, berisi percakapan antara Guo Wengui alias Miles Kwok, pebisnis China yang diasingkan dan Direktur Investasi Hayman Capital Management Amerika Serikat (AS) Kyle Bass.

Jack Ma diduga hilang setelah memberikan kritik terhadap pemerintah China. Kritiknya itu dia sampaikan pada Oktober lalu. Taipan teknologi itu menginginkan perubahan atau reformasi di sistem finansial China.

Baca Juga: Ditemukan 5 Bukti Penting di TKP, Ini Laporan Penyelidikan Komnas HAM Soal Penembakan Pengawal Habib Rizieq

Sejak terakhir muncul di media sosial, lebih dari sepekan sebelum daftar pasar saham yang sangat dinanti dari afiliasi keuangan Alibaba (BABA), Ant Group, diblokir pada menit terakhir oleh regulator China.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya