Blak-blakan Kritik Partai Komunis Hingga Hilang Tanpa Jejak, Ini Janji Bos Alibaba Jack Ma Pada Jokowi yang Belum Tuntas

Selasa, 05 Januari 2021 | 12:17
Biro Pers Setpres

Presiden Joko Widodo bertemu pendiri sekaligus Executive Chairman Alibaba Group Jack Ma, di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (1/9/2018)

Fotokita.net - Lenyap tanpa jejak dari kamera usai kritik Partai Komunis, ini janji bos Alibaba Jack Ma pada Jokowi yang belum tuntas.

Miliarder teknologi China di balik Amazon versi Asia dilaporkan tidak terlihat di depan umum selama lebih dari 2 bulan setelah melakukan pelanggaran terhadap aturan Presiden Xi Jinping.

Jack Ma, salah satu taipan China yang paling sukses dan blak-blakan, mengkritik regulator keuangan "pegadaian" negara komunis itu dan bank-bank milik negara dalam pidatonya di Shanghai pada Oktober.

Baca Juga: HIlang Mendadak Usai Kritik Keras Pemerintah China, Ternyata Jack Ma Pernah Diajak Bercanda Jokowi Soal Ini

Kritik pemerintah

Melansir Daily Mail pada Minggu (4/1/2021), Ma menyerukan reformasi sistem yang "menahan inovasi bisnis" dan menyamakan peraturan perbankan global dengan "klub orang tua".

Pidato Ma tersebut sontak membuat geram pemerintah China yang memandang kritik Ma sebagai serangan terhadap otoritas Partai Komunis, dan menyebabkan tindakan keras yang luar biasa terhadap kegiatan bisnis Ma.

Baca Juga: Blak-blakan Sebut Habib Rizieq Tak Bersalah, Pengajian Ustaz Abdul Somad Dibubarkan Polisi, Ini Alasannya

Penangguhan IPO

Pada November, para pejabat di Beijing "mendandani" Ma dan menangguhkan penawaran umum perdana (IPO) senilai 37 miliar dollar AS (Rp 513,9 triliun) dari Ant Group miliknya atas perintah langsung Presiden Xi, menurut laporan Wall Street Journal.

Mereka kemudian menyarankan Ma untuk tetap di China sebelum meluncurkan penyelidikan anti-monopoli ke dalam Alibaba Group Holding Ma pada Malam Natal, menurut Bloomberg.

Beijing juga memerintahkan perusahaan teknologi keuangan Jack Ma, Ant Group untuk mengurangi operasinya.

Batalnya peluncuran IPO perusahaan pembayaran Ma, Ant Group dilihat banyak orang sebagai langkah pembalasan pemerintah atas pidato Ma yang meledak-ledak di Shanghai pada Oktober.

Baca Juga: Jadi Idola Usai Menangkan Jokowi di Pilpres 2014, Mantan Ketua MK Sebut FPI Bukan Organisasi Terlarang Seperti PKI Hingga Maklumat Kapolri Dinilai Salah

Sejak saat itu, regulator telah bertemu dengan eksekutif dari Ant dan memerintahkan Ant untuk meningkatkan tata kelola perusahaan, kepatuhannya terhadap regulasi, dan kebiasaan menggunakan ukuran pemerintah untuk mendorong pesaing keluar dari pasar.

Jatuhnya saham Alibaba

Ini menjatuhkan Ma ke tempat ketiga dalam daftar orang terkaya di China, di belakang kepala eksekutif Pinduoduo Colin Huang dan Pony Ma Huateng dari Tencent Holdings.

Ma sekarang diperkirakan memiliki kekayaan bersih 63,1 miliar dollar AS (Rp 876,9 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

Baca Juga: Kabar Gembira Mulai Cair 4 Januari 2021, Ini Besaran 3 Bansos Pemerintah, Buruan Cek Nama di dtks.kemensos.go.id

Nasib platform e-commerce, pengiriman, dan media sosial terbesar di negara itu berada dalam ketidakpastian sejak Beijing menyusun dokumen untuk menindak "ekonomi platform" pada awal November.

Meskipun menjadi salah satu pengusaha paling sukses di China, Ma semakin bentrok dengan rezim pemerintah karena preferensinya untuk lebih banyak pasar terbuka dan pendorong ekonomi.

Sejauh ini tidak ada indikasi bahwa dia mengalami cedera fisik.

Baca Juga: Berjumpa Saat Masih Jadi Wali Kota Solo, Jokowi Akhirnya Lakukan Permintaan Gus Dur 12 Tahun Lalu, Apa Itu?

Berhenti tampil di ruang publik

Secara misterius Jack Ma menghilang dari acara TV "Dragons 'Den-style Africa's Business Heroes" sebelum final November, sementara fotonya dihapus dari halaman web panel penjurian acara.

Seorang juru bicara Alibaba mengatakan kepada Financial Times bahwa Ma tidak bisa lagi menjadi bagian dari panel juri "karena bentrokan jadwal".

Namun, beberapa pekan sebelum final, Ma mengeluarkan tweet bahwa dia "tidak sabar" untuk bertemu kontestan.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Butuh Waktu 3,5 Tahun, Rakyat Amerika Malah Rasakan Efek Samping Ini Usai Disuntik Penangkal Virus Corona

Sejak saat itu, tidak ada aktivitas di akun Twitter ayah tiga anak itu, yang biasanya secara teratur mengunggah beberapa tweet setiap hari.

Ma, yang menikah dengan Cathy Zhang (55 tahun), benar-benar menghilang dari pandangan publik.

Perubahan mendadak tentang eksistensinya yang meredup memberikan efeke semakin luar biasa mengingat profil publiknya yang sebelumnya sangat besar.

Baca Juga: Kabar Gembira, Token Listrik Gratis PLN Diperpanjang Sampai Maret 2021, Ini Cara Dapatnya Lewat WA

Baru-baru ini, pria berusia 56 tahun itu telah menjadi pemimpin utama pendekatan unik China untuk menghasilkan kekayaan dengan melepaskan kekuatan pasar dalam kerangka kerja komunis yang dikontrol ketat.

Guru bahasa Inggris yang berubah menjadi raja bisnis ini memiliki status hampir seperti bintang rock, dan berperan sebagai master kung fu yang tak terkalahkan dalam film bertabur bintang pada 2017.

Bahkan ketika ketegangan antara AS dan China semakin dalam, Ma dapat memperluas cabang usaha zaitunnya, dengan cara menyumbangkan 2.000 ventilator ke New York dengan tangan kanannya, Joe Tsai.

Hal itu yang mendorong rasa "terima kasih" dari Donald Trump.

Baca Juga: Jadi Organisasi Terlarang Seperti PKI dan HTI, Ini Hukuman Buat PNS Bila Nekat Ikut Gabung dengan FPI

Beijing memiliki sejarah dalam bertindak kejam terhadap para kritikus internalnya. Pada Maret seorang taipan properti, Ren Zhiqiang, menghilang setelah dia menyebut Presiden Xi seorang "badut" karena penanganannya terhadap krisis virus corona.

Teman-teman Zhiqiang mengatakan mereka tidak bisa menghubunginya dan 6 bulan kemudian dia dijatuhi hukuman 18 tahun penjara setelah dia "secara sukarela dan jujur" melakukan berbagai kejahatan korupsi.

Xian Jianhua, seorang pengusaha miliarder, diculik dari sebuah hotel di Hong Kong pada 2017 dan dibawa ke pusat daratan China.

Baca Juga: Hore! Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2021 Keluar, Ini Daftar Akhir Pekan Panjang

Dia dikatakan masih dalam tahanan rumah lebih dari 3 tahun kemudian, tanpa kabar resmi dari lokasinya.

Jack Ma sendiri telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Sabtu 1 September 2018.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu pendiri Alibaba Grup Jack Ma di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa barat.

Pertemuan itu setidaknya membicarakan soal pelaksanaan Asian Games selanjutnya tahun 2022 yang akan digelar di Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Baca Juga: Surat Keputusan Pembubaran Dianggap Kotoran Peradaban, Kapolri Ancam Penyebar Konten FPI di Medsos, Ini Sanksinya

Biro Pers Setpres

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbincang hangat dengan bos Alibaba Jack Ma pada 1 September 2018.

“Jack Ma datang ke Indonesia untuk besok mengikuti penutupan Asian Games karena tahun 2022 tuan rumah Asian Games adalah Hangzhou, kota di mana Alibaba atau Jack Ma tinggal,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara usai mendampingi Presiden menerima kelompok bisnis Alibaba di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/9/2018) siang.

Tak hanya itu, lanjut Menkominfo, pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk membahas soal sumber daya manusia (SDM).

Adapun Jack Ma merupakan committee peta jalan e-commerce di Indonesia.

Baca Juga: Bantah Dukung ISIS, Habib Rizieq Disebut Malah Minta Pengikutnya Lakukan Ini: Apa Salah FPI?

“Ada beberapa tadi yang mengemuka dalam pembahasan tersebut, yang pertama adalah masalah talent, sumber daya manusia (SDM),” ujar Rudiantara.

Menkominfo mengatakan, pengembangan SDM bisa dilakukan lewat edukasi kepada masyarakat.

“Tadi kami usulkan juga untuk membuat semacam Jack Ma Institut di Indonesia untuk pengembangan sumber daya manusia,” ujarnya.

Talent-talent yang dibutuhkan, menurut Menkominfo, berasal dari Unicorn yang kadang justru mengambil dari Bangalore, India, dan luar negeri lainnya.

Baca Juga: Maklumat Kapolri Soal Konten FPI Dikritik Mantan Ketua MK, Kompolnas Buka Suara: Dasar Aturannya Ada dan Sah

Dalam perkembangannya, Menkominfo menyampaikan bahwa talent ini bukan hanya diambil dari dalam negeri, tapi bagaimana menjadikan Indonesia sebagai pusat pasar talent untuk negara-negara di regional.

“Talent ini menjadi isu nomor satu di dunia saking cepatnya pertumbuhan digital economy ini sumber daya manusia yang belum bisa mengejar,” ujar Rudiantara.

Hal kedua yang dibahas dengan Jack Ma, menurut Menkominfo, bagaimana memanfaatkan platform yang ada untuk meningkatkan ekspor ke Tiongkok.

Esok siang, menurut Menkominfo, dia akan membahas mengenai detailnya bersama Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian.

Baca Juga: Dibubarkan Hingga Jadi Ormas Terlarang, FPI Kena Karma Ahok? Begini Ucapan Mantan Gubernur DKI Jakarta yang Kembali Viral

“Karena bagi Jack Ma bisnis bukan sebagai nomor satu lagi tapi, bagaimana kita memanfaatkan pemikiran pemikiran Jack Ma sebagai guru dan beliau sebagai investor dengan steering committee kebutuhan talent,” ujar Menkominfo.

Dengan demikian, menurut Menkominfo, banyak yang dapat belajar bagaimana mengembangkan bisnis yang seimbang dengan menjaga ekosistem.

“Tahun ini kita sudah kirim 27 orang kalau tidak salah ke kampus Jack Ma,” ujar Menkominfo. Dia menambahkan, pengiriman tersebut agar dapat belajar pengelolaan start up yang kuat dan ramah terhadap lingkungan atau ekosistem.

Baca Juga: Cuma Butuh 19 Hari Jadi Duda, Ini Alasan Istri Kedua Din Syamsuddin Cerai dari Petinggi KAMI, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan tersebut mengatakan, salah satu topik yang dibahas adalah usulan pemerintah kepada Jack Ma untuk membangun 'Jack Ma Institute' di Indonesia.

"Tadi kami usulkan untuk membuat semacam 'Jack Ma Institute' di Indonesia untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM), talent-talent yang dibutuhkan," tuturnya usai pertemuan.

"Kita tahu kan yang besar di Indonesia itu talentnya dari India, Bengalor dari luar negeri. Kita kembangkan di dalam negeri, bukan hanya memasok talent di dalam negeri tetapi Indonesia sebagai pusat pasok talent untuk negara-negara di regional," sambungnya.

Baca Juga: Dikira Orang Malaysia Usil, Begini Motif Anak SMP Cianjur Nekat Rekam Parodi Lagu Indonesia Raya Hingga Bawa-bawa Nama ASEAN

Rudiantara mengatakan usulan ini masih akan dibahas lebih lanjut bersama Jack Ma. Jack Ma diharapkan dapat menjadi 'guru' untuk membuat SDM Indonesia siap menghadapi pertumbuhan ekonomi digital yang pesat.

"Kebutuhan talent ini antara lain untuk platfrom. Platfrom itu kan banyak yang namanya start up, nah tentu harus kita isi dengan orang-orang yang mengerti bagaiamana menjalankan start up. Lalu pendidikan bagi ekosistem, karena kalau start up nya bagus tapi misalnya kebijakannya tidak ya repot," jelasnya.

Selain usulan ini, dia mengatakan pemerintah juga membahas cara memanfaatkan platfrom yang ada untuk meningkatkan ekspor ke Tiongkok. "Nanti secara teknis dengan menteri. Siang, Jack Ma dengan beberapa menteri, Menteri Perindustrian, saya, dan sekitar 4-5 menteri lagi," ujarnya.

Baca Juga: Tahun Sudah Berganti, Iuran Kelas 3 Resmi Naik, Ini Rincian Tarif BPJS Kesehatan di 2021

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya