Sebaliknya, semakin cepat rana maka gambar akan menjadi gelap karena cahaya yang dikumpulkan sedikit. Lamanya rana memungkinkan cahaya ke sensor gambar disebut shutter speed, dan diukur dalam pecahan detik.
Dapat dicontohkan, shutter speed 1/2 detik (kecepatan menjepret) memungkinkan lebih banyak cahaya untuk menyentuh sensor gambar dan akan menghasilkan gambar yang lebih terang dibanding shutter speed 1/200 detik.
Di kondisi minim cahaya Anda bisa menggunakan shutter speed lambat yang memungkinkan kamera mengumpulkan lebih banyak cahaya.
Pengaturan ISO, Aperture, dan Shutter Speed
Dengan mengatur kombinasi ketiganya dengan benar, Anda dimungkinkan menghasilkan foto terbaik. Bahkan dengan pengaturan tertentu, Anda bisa membuat foto yang jauh lebih unik dan menarik. Berikut langkah-langkahnya:
1. Membuat Foto Fokus
Sebetulnya, yang membuat sebuah foto subjek yang bergerak, fokus atau tidak ialah pengaturan shutter speed. Bila kamu hendak mengambil subjek yang bergerak kamu bisa menggunakan shutter speed 1/1000s-1/500s tergantung seberapa cepat Subjek.
Ingat jangan gunakan shutter terlalu lambat karena bisa menyebabkan foto blur. Kamu juga perlu memperhatikan cahaya yang cukup, karena bisa cahaya kurang maka foto akan underexposed.
Solusinya, gunakan aperture yang besar. Sedangkan untuk membuat semua objek dalam foto fokus bisa menggunakan aperture f/8 – f/11.
Baca Juga: Trik Memotret Wajah, Nomor 3 Bikin Hasil Fotonya Jadi Tajam
2. Membuat foto portrait
Sebuat foto portrait biasanya identik dengan hasil obyek yang fokus dan background blur (bokeh). Untuk menghasilkan foto portrait usahakan menggunakan aperture besar, bisa diseting pada f/5.6 – f/1.4. Karena semakin besar aperture akan membuat backgruond blur.