JenderalIdham Aziz lahir pad a30 Januari 1965 di Kendari Sulawesi Tenggara. Idham Aziz menghabiskan masa sekolah SD hingga SMA di Kendari. Selepas lulus SMA, Idham Aziz mengikuti tes masuk Akademi Kepolisian ( Akpol)-dulu Akabri Kepolisian-, sayangnya tidak lulus.
Tahun berikutnya, Idham mencoba lagi. Kali ini, dia juga tidak lulus. Untuk ketiga kalinya, atau pada 1988, Idham Aziz mencoba lagi. Kali ini lulus. Idham Aziz menikah dengan Fitri Handari. Pasangan ini kemudian dikaruniaiempat orang anak.
Karier Idham Aziz melesat saat tergabung dalam tim Bareskrim. Pada 9 November 2005, Idham Aziz bersama Tim Bareskrimmelumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Jawa Timur.
Prestasi itu pun berbuahpenghargaan dariKapolriJenderal Sutanto. Idham Aziz mendapat penghargaan bersama dengan mantanKapolriTito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel.
Selepas berhasil melumpuhkan Dr Azhari, Idham Aziz kemudian dipanggil atasannya untuk berangkat ke Poso pada10 November 2005. Tugasnya sebagai wakil Tito Karnavian menginvestigasi kasus mutilasi tiga gadis SMA Kristen di Poso.
Pada 2005, Idham Aziz menjabat Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian. Tahun 2014, Idham Aziz menggantikan Brigjen Ari Dono Sukmanto sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.

Idham Azis mantan Kapolri tukang jagal jenderal nakal ini disebut beri pesan menohok soal kasus Brigadir J saat nyanyi bareng Pasha Ungu.
Pada 2016, Idham Aziz menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam). Lalu tahun 2017, Idham Aziz menjabat Kapolda Metro Jaya.
Pada 2019, ia dilantik sebagai Kabareskrim Polri. Terhitung 1 November 2019, Idham Aziz menggantikan Tito Karnavian sebagaiKapolri.
Saat menjabat sebagai Kapolri, Idham Azis pernah memberikan pesan menohok. "Mangkanya kenapa saya punya kebijakan, nggak boleh ada anggota yang menghadap saya di kediaman Pattimura (rumah dinas) ini. Karena saya tahu anggota Polri itu mulai dari jenderal sampai yang di bawah, kalau menghadap cuma ada tiga.
Pertama minta jabatan. Kedua mempertahankan jabatan. Ketiga minta sekolah. Tidak lebih dari itu. Di bungkus dalam silaturahmi. Trus nanti bawa tempe, iya tho?... Ikan bakar," ujar Idham Azis ketika itu dengan tegas.