Komnas HAM juga menerima video dari Ditsiber Mabes Polri yang berjumlah 20 video. Rekaman video menunjukkan perjalanan dari Magelang sampai Jakarta.
"Yang paling penting tadi forum itu, kami diperlihatkan video, jumlahnya 20 video, itu dari Magelang sampai area Duren Tiga, termasuk juga sampai Rumah Sakit Polri Kramat Jati," imbuhnya.
Brigadir Yoshua tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022) sore. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy untuk mengusut kasus ini. Komnas HAM dan Kompolnas juga ikut menyelidiki sebagai tim eksternal.
"Apa paling penting di video ini? Di area Duren Tiga video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang dan di situ terlihat ada Bu Putri, ada Joshua, almarhum Joshua masih hidup dia sampai di Duren Tiga dia masih hidup, terus ada rombongan lain dalam kondisi hidup dan sehat tidak kurang dari satu apa pun," kata Anam.
Dalam kesempatan itu, Komnas HAM menyatakan tak ada editing di 20 video tersebut. "Video itu dijelaskan secara scientific. Satu apakah video itu kalau bahasa umumnya, apakah ada editing atau tidak. Tadi dijelaskan nggak ada, secara scientific. Nggak ada, secara scientific," kata Anam.
Anam juga menjelaskan soal kerangka waktu yang berbeda satu video dengan yang lain. Dia membeberkan mengenai mekanisme kaliberasi. "Ada mekanisme namanya kaliberasi. Itu juga dijelaskan bagaimana mekanisme kaliberasinya," ujar Anam.
Setelah dijelaskan mengenai mekanisme tersebut, Komnas HAM kemudian menonton video tersebut. Video itu memperlihatkan orang di rombongan Irjen Ferdy Sambo serta mobil yang membawa dari Magelang ke Jakarta.
"Barulah kita tonton videonya, tonton videonya bagaimana orang, mobil yang ada dalam video itu dalam kondisi baik semua," ujar dia.
(*)