Follow Us

Pantasan Media Rusia Sengaja Rilis Foto Indomie di Markas Pasukan Ukraina, Ternyata Bahan Bakunya Harus Beli dari Negara Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 29 Mei 2022 | 16:46
Jurnalis media Rusia merilis foto 4 bungkus Indomie yang ditemukan di markas pasukan Ukraina. Ternyata bahan bakunya impor dari negara ini.
Twitter

Jurnalis media Rusia merilis foto 4 bungkus Indomie yang ditemukan di markas pasukan Ukraina. Ternyata bahan bakunya impor dari negara ini.

Fotokita.net - Media Rusia, Ria Novosti merilis foto 4 bungkus Indomie yang ditemukan di markas pasukan Ukraina yang kini dikuasai tentara Presiden Vladimir Putin. Ternyata bahan bakunya harus beli dari negara ini.

Jurnalis Ria Novosti menyebutkan foto empat bungkus mie instan buatan Indonesia itu ditemukan di bekas markas pasukan Ukraina yang kini dikuasai Rusia di Desa Troitske. Tempat ini berada tidak jauh dari Kota Popasna, Oblast (Provinsi) Luhansk.Wilayah yang sebenarnya masuk Ukraina tersebut kini dikuasai militer Rusia. Dari laporan sang reporter menunjukkan jika ditemukannya berbagai makanan, termasuk empat bungkus Indomie rasa pedas dengan bungkus bumbu yang tergeletak di tanah tersebut merupakan persediaan 'makanan asing' yang ditemukan di bekas markas besar pasukan Ukraina.Masa kedaluarsa Indomie yang pusatnya berproduksi di Indonesia tersebut pada 5 Agustus 2022. Berarti, mi instan tersebut masih bisa dikonsumsi oleh pemiliknya. Namun, karena pasukan yang membela Ukraina terdesak, sehingga perbekalan makanan itu ditinggal begitu saja.

Kantor berita Rusia Ria Novosti pada Jumat (27/5/2022), merilis video ketika salah seorang reporternya merekam di arena perang yang terletak di Desa Troitske, tidak jauh dari Kota Popasna, Oblast (Provinsi) Luhansk, Rumania.

Foto yang dirilis media Rusia itu langsung beredar luas di jagat maya. Jurnalis tersebut menyebutkan makanan asing ini tak tersedia di Ukraina.

Dia menduga sebagai bukti kehadiran militer dari negara lain di Ukraina. Namun tak ada bukti yang kuat atas keterlibatan militer Indonesia.

Baca Juga: Pantas Bule Foto Tanpa Busana di Pohon Keramat Buru-buru Minta Maaf, Ternyata Punya Bisnis Mentereng Ini di Bali

Sebelumnya Presiden Jokowi sudah menegaskan tidak akan memberikan bantuan militer kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Indomie goreng bisa saja diperoleh dari negara lain karena Indomie sudah lama mengekspor produk tersebut.Sang jurnalis juga menunjukkan bungkus makanan yang diproduksi dari Inggris. Laporan video itu seolah ingin menunjukkan jika ada pasukan dari luar Ukraina yang ikut berperang di Desa Troitske. Wilayah itu kini sudah diambil alih sepenuhnya oleh Rusia.Dikutip dari russia.postsen.com, Troitske sebenarnya berada di bawah kendali pasukan keamanan Ukraina selama delapan tahun. Di sepanjang jalan menuju desa itulah garis demarkasi yang ditentukan oleh Perjanjian Minsk di Belarusia pada 2015 disepakati. Di gedung tempat markas militer Ukraina dulu, sekarang hanya tersisa kucing. Tidak ada pasukan militer yang tersisa.Di dekat markas militer Ukraina, para pejuang Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang pro-Rusia menemukan banyak paket sembako. Masih ada kotak perbekalan yang belum tersentuh atau dimakan pemiliknya.Semua itu ternyata produksi asing, tidak ada barang yang tertinggal di lokasi merupakan produksi Ukraina. Misalnya ditemukan American chips, British muesli, waffle dan teh dari negara lain. Selain itu, ada banyak bungkus rokok duty free di lokasi. Tentu saja termasuk juga mi instan.

Dalam karya tulisnya, wartawan senior Dahlan Iskan memberikan analisis dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap harga Indomie. Sebab, bahan bakunya ternyata harus dibeli dari negara ini.

"Saya baca berita di kantor berita asing, Al Jazeera, kemarin dulu: orang Medan kini lebih sulit mencari Indomie di toko-toko. Diceritakan di situ: satu orang Medan sangat fanatik Indomie. Ia begitu mengeluhkan kelangkaan Indomie. Harga Indomie yang biasanya Rp 2.300-Rp 2.500 kini menjadi Rp 2.700 - Rp 2.800. Ia tahu: sulitnya mendapat Indomie itu akibat perang di Ukraina."

Baca Juga: Dihujat Foto Tanpa Busana di Pohon Keramat, Alina Yogi Bule Rusia Ternyata Punya Profesi Mentereng Ini, Sudah Lama Tinggal di Bali

Jurnalis media Rusia merilis foto 4 bungkus Indomie yang ditemukan di markas pasukan Ukraina. Ternyata bahan bakunya impor dari negara ini.
Ria Novosti

Jurnalis media Rusia merilis foto 4 bungkus Indomie yang ditemukan di markas pasukan Ukraina. Ternyata bahan bakunya impor dari negara ini.

Halaman Selanjutnya

Dahlan melanjutkan analisisnya, "Saya pun bertanya ke beberapa sumber yang dekat dengan terigu. Ternyata Indonesia memang impor gandum sangat besar dari Ukraina: 3 juta ton. Setahun. Itu angka tahun 2020."Anehnya gandum dari negara lain juga terpengaruh. Misalnya yang dari Australia. Ikut terganggu. "Kami kian sulit mendapat gandum dari Australia," ujar pengusaha terigu di Makassar. "Masih bisa dapat sih, tapi harganya naik drastis," katanyi. "Naik sampai 50 persen," tambahnyi.Kenaikan harga itu membuat pengusaha mie dan roti di persimpangan jalan. Sebagian berani menaikkan harga jual. Sebagian lagi pilih mengurangi produksi. Hanya sedikit yang berani menurunkan kualitas: dengan cara mengganti bahan baku dengan teriguyang lebih murah.Dengan kenaikan harga terigu sampai 50 persen, tidak mungkin tidak menaikkan harga jual. Pada akhirnya. Kecuali perang segera selesai. Terigu kembali normal. Faktor harga sangat sensitif bagi produk seperti Indomie.Bisa saja, awalnya, produsen akan memilih menurunkan produksi. Tanpa menaikkan harga. Sekadar untuk mengurangi kerugian. Sekalian untuk merencanakan pembentukan harga baru. Sambil lihat-lihat apa yang dilakukan pesaing.Di tahap inilah persaingan antar produk menjadi sangat seru. Kini saatnya mereka adu cerdik strategi marketing. Agar kerugian bisa ditekan, tapi pangsa pasar tidak dimakan pesaing.Tentu dengan perang Ukraina yang seperti slow motion ini, menahan harga tidak akan bisa bertahan lama. Pada akhirnya adalah: laba. Memang harga Indomie, sampai kemarin, masih Rp 2.900/bungkus. Tapi harga itu bisa bertahan berapa lama lagi? Untuk apa laris tapi rugi? Untuk apa kian laris produknya kian besar kerugiannya?
1 2

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest