Kemudian ia pun berdoa, dengan memohon kepada Allah agar diberikan kesejahteraan. Ia berniat akan memberikan sebagian uangnya untuk membantu masyarakat.

Fakarich Guru Indra Kenz berani melawan perintah polisi. Foto ibunda Fakarich digeruduk. Dulu kebelet jadi ibu pejabat di Medan.
Ia pun kemudian bangkit, bermula dari tukang cuci piring, menjadi office boy hingga jual keripik setelah tamat sekolah. Lalu, Fakar berupaya keluar dari zona nyamannya.
Ia berteman dengan etnis Tionghoa, karena menurutnya, mereka bermental bisnis. Ia tetap mengingat pesan temannya itu, yakni bukan salah seseorang terlahir miskin, tetapi menjadi salah diri sendiri jika mati dalam keadaan miskin.
“Inilah didikan mereka yang membuat saya termotivasi,” tegasnya.Dari sini Fakar berangsur bangkit, hingga menjadi pengusaha muda dengan banyak usaha. Fakar juga sangat peduli dengan pendidikan.
Ia kerap memberikan sumbangan gratis ke sekolah di Medan. Menurutnya, mencari uang tanpa ilmu, maka akan sia-sia dan tidak akan maju. “Pentingnya ilmu agar dapat memanagemen keuangan yang kita miliki. Itulah prinsip saya, karena itu saya akan selalu membantu dalam hal ini,” ungkapnya.
Selain itu, Fakar juga berniat membuat gerakan sosial dengan memberikan jasa membersihkan masjid gratis dan ambulance gratis.
Sementara itu, ibu kandung Fakar, Ambar Anggriati mengaku bangga memiliki anak yang sangat tangguh dan termotivasi untuk menjadi sukses. Padahal ia sukses tanpa dukungan materi dari orang tuanya.
“Alhamdulillah, saya mendidiknya selayaknya ibu terhadap anak. Saya selalu mendoakannya agar menjadi sukses. Ia anak yang paling hebat, percaya diri, menerima kenyataan dan mampu bangkit serya berdiri di kakinya sendiri. Cita-cita dan impian saya terwujud. Saya ingat kata anak saya, bahwa ia harus sukses, sukses dan sukses. Semoga segala impiannya itu, termasuk ingin menjadi wali kota Medan terwujud,” ungkap Ambar.

Fakarich Guru Indra Kenz berani melawan perintah polisi. Foto ibunda Fakarich digeruduk. Dulu kebelet jadi ibu pejabat di Medan.