Menurut Rano Karno, sinetron Si Doel Anak Sekolahan memiliki konsep cerita pertemuan budaya modern dan tradisional. Budaya modern dihadirkan dari sosok Si Doel, anak Betawi yang mulai berkuliah dan mencari pekerjaan lebih layak.
Namun, Rano Karno akhirnya tetap melanjutkan sinetron Si Doel Anak Sekolahan tanpa Benyamin Sueb. Sebelum pergi, Benyamin Sueb juga sempat berpesan agar Rano Karno tetap melanjutkan sinetron tersebut walau ia sudah tak ada.
Hubungan Rano Karno dan Benyamin Sueb semakin dekat berkat sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Rano Karno bahkan sudah menganggap Benyamin Sueb sebagai ayah sendiri di kehidupannya sehari-hari, bahkan setelah sang pelawak meninggal dunia.
Rano Karno juga menjadi salah satu orang yang terpukul menerima kabar kepergian Benyamin Sueb meninggal dunia pada 5 September 1995. Kepada Iis Sugianto, Rano Karno pun menceritakan kenangan firasat terkakhir sebelum Benyamin Sueb meninggal dunia.
"Saya masih ingat, saya waktu itu jadi MC acara Merah Putih RCTI. Live di Jogja," kata Rano Karno dikutip dari kanal YouTube Iis Sugianto New.
Saat itu, Rano Karno membawakan acara di salah satu stasiun televisi yang membesarkan sinetron Si Doel Anak Sekolahan hingga pukul 24.00 WIB. Rano Karno pun mendapat telepon dari Benyamin Sueb keesokan harinya, ia merasa punya firasat buruk.
"Itu sampai jam 12 malam, tidur jam 2, jam 8 pagi kami ditelepon sama dia (Benyamin)," ujar Rano Karno melanjutkan. Dalam komunikasinya tersebut, Benyamin berpesan agar Rano Karno tetap menjalankan Si Doel Anak Sekolahan walau ia sudah tidak ada.
"Doel, kalau ada apa-apa sama gue Si Doel terusin ya," ucap Rano sambil menirukan Benyamin. Tanpa disangka, pesan Benyamin Sueb tersebut menjadi yang terakhir untuk Rano Karno.