Andi menyebut lalu Irjen Napoleon menyuruh tahanan lain untuk mengambil plastik putih yang ada di kamarnya. Plastik putih itu berisi kotoran manusia yang sudah disiapkan Irjen Napoleon.
"Satu orang saksi napi lainnya kemudian disuruh mengambil plastik putih ke kamar NB yang kemudian diketahui berisi tinja (kotoran manusia)," ucapnya.
Andi membeberkan Napoleon memulai penganiayaan dengan cara melumuri wajah dan badan Muhmamad Kece menggunakan kotoran manusia itu. Setelah itu, barulah Kace dipukul Napoleon.
"Oleh NB kemudian korban dilumuri dengan tinja pada wajah dan bagian badannya. Setelah itu berlanjut pemukulan/penganiayaan terhadap korban MK oleh NB," ujarnya.
Andi mengatakan Muhammad Kece dianiaya oleh Napoleon selama kurang lebih 1 jam. Hal tersebut terlihat dari rekaman CCTV di dalam rutan.
"Dari bukti CCTV, tercatat pukul 01.30, NB dan 3 napi lainnya meninggalkan kamar sel korban," imbuhnya.

Foto tampang Muhammad Kece babak belur usai dihajar jenderal Napoleon Bonaparte tersebar luas di media sosial. Ternyata ini alasannya.
Sebelumnya, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengaku sudah membaca surat terbuka Irjen Napoleon tersebut. Dia menegaskan surat tersebut tidak akan mengganggu proses hukum.
"Tidak akan mengganggu proses penyidikan," kata Andi saat dimintai konfirmasi, Senin (20/9).
Andi mengatakan surat terbuka dari Irjen Napoleon itu malah membuat terang motif penganiayaan terhadap Kace yang merupakan tersangka kasus dugaan penodaan agama. Meski demikian, dia menganggap Irjen Napoleon sedang mencari perhatian (caper) dengan dalih membela agama.