
Foto ratusan burung pipit mati di Cirebon sudah membuat gempar netizen. Hasil penelitian laboratorium mengungkap fakta sebenarnya.
Dugaan ini disampaikan Ammy karena melihat sifat habitat burung pipit yang lebih menyukai cuaca hangat dan rentan dengan cuaca yang terlalu dingin.
Namun, untuk mengetahui hasil yang lebih akurat, sampel satwa yang mati dibawa ke Balai Veteriner Subang untuk diperiksa di laboratorium.
"Saya berharap hasil lab-nya segera keluar. (Fenomena) ini pertama kalinya terjadi di Cirebon," ujar dia.
Ammy menceritakan, pada Selasa pagi, petugas kebersihan Kantor Balai Kota Cirebon menemukan 500 burung pipit mati dan pingsan di bawah pohon mangga dan sawo kecik di depan Balai Kota Cirebon.
Kemudian kejadian tersebut dilaporkan kepada Kepala Rumah Tangga Kantor Balai Kota Cirebon. Wali Kota Cirebon kemudian memanggil Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon untuk memeriksa kejadian tersebut.

Foto ratusan burung pipit mati di Cirebon sudah membuat gempar netizen. Hasil penelitian laboratorium mengungkap fakta sebenarnya.
"Petugas langsung ditugaskan untuk meninjau di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas lingkungan Hidup setempat dan Balai Veteriner (B-Vet) Subang," ucap Ammy.
Kemudian pukul 15.30 WIB, Balai Besar KSDA Jabar melalui Resor Cirebon bersama dokter hewan dari Dinas Pangan Kota, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota dan Petugas Balai Veteriner Subang meninjau ke lokasi kejadian.
Kini, hasil penelitian laboratorium terhadap sampel burung pipit yang mati mendadak di kantor pemerintah Kota Cirebon mengungkap fakta sebenarnya.
Dari rapid test Avian Influenza dan pengujian PCR untuk flu New Castle (ND), menunjukkan hasil negatif atau tidak terpapar virus. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat (DKPP Jabar) berkoordinasi dengan DKKP Cirebon, Rumah Sakit Hewan Provinsi Jabar dan Balai Kesehatan Hewan dan Kemasvet di Losari Subang untuk memeriksa burung pipit mati massal di Balkot Cirebon pada 14 September.