Ia meminta warga perlu mengetahui dengan pasti penyebab awal kejadian, sehingga tidak menimbulkan spekulasi berlebihan dari video viral tersebut.
Peristiwa itu terjadi karena seorang pemuda memukul bagian kepala Dandim1609/Buleleng karena menolak di-swab antigen, hingga secara spontan menyebabkan saling pukul antara aparat TNI lainnya dan oknum masyarakat.
Akibat insiden tersebut pelaksanaan swab antigen di Desa Sidetapa dihentikan sementara waktu.
Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan Dandim 1609/Buleleng kembali mengupayakan mediasi.
Namun, karena situasi warga Desa Sidetapa sudah berkumpul, untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, mediasi kembali dilanjutkan dengan keluarga oknum pelaku dengan melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
Satu setengah jam kegiatan mediasi berlangsung namun hasilnya belum ditemukan titik temu. Hal ini karena dari pihak keluarga pelaku yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar.
"Karena situasi belum memungkinkan kegiatan swab test rapid antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," katanya.
Dandim 1609/Buleleng lantas menyayangkan kejadian ini, karena TNI sebagai bagian Satgas COVID-19 melakukan tugas atas perintah perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi.
Selain itu, karena adanya permintaan dari pihak aparat desa setempat.
"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas, bahkan menantang dan membentak.