Jalan layang Ciledung-Tendean beserta halte Transjakarta tersebut mulai dibangun pada 10 Maret 2015 di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Dana sebesar Rp 2,5 triliun digelontorkan untuk jalan sepanjang 9,3 kilometer tersebut, yang diharapkan dapat mengurai kemacetan di Ibu Kota. Proyek ini selesai pada 2017 dan diresmikan pada 16 Agustus 2017 oleh Djarot yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI.

Foto lawas halte TransJakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) yang bikin repot orang tua.
Pada Desember 2017 saat tongkat kepemimpinan sudah berpindah ke tangan Gubernur Anies Baswedan, mantan menteri pendidikan itu sempat mengkritik pembangunan halte Koridor 13 yang tidak terintegrasi dengan moda transportasi lain.
Ke depannya, Anies ingin semua rancangan fasilitas transportasi terintegrasi satu sama lain. "Semua perencanaan sekarang harus memasukkan faktor integrasi antarmoda," kata Anies.
Menurut Corporate Secretary PT Transjakarta Angelina Betris, pengerjaan proyek skybridge ini tinggal melakukan pemeliharaan dan perbaikan kerusakan akibat pembangunan.

Foto lawas halte TransJakarta Centrale Stichting Wederopbouw (CSW).
Kata dia, konsep lampu warna-warni di jembatan itu sudah didesain pada perenanaan awal saat penilaian sayembara bersama Pemprov DKI Jakarta. Lampu warna-warni itu akan menyala secara otomatis pada pukul 18.00 WIB dan mati secara otomatis sekitar pukul 05.30 WIB.
"Adapun konsep warna lampu adalah berwarna-warni, namun bisa disesuaikan dengan momen-momen spesial seperti saat HUT RI maka lampu dapat disetting dengan warna Merah Putih," ujarnya.

Foto skybridge MRT ASEAN yang menghubungkan antara halte Transjakarta koridor 1 dan 13 dengan stasiun kereta itu.