Sejak dulu dia hidup di keluarga Thong Ju, China Palembang yang kaya era Soekarno, pamannya Menteri Perdagangan Singapore. Tak hanya itu, Akidi Tio juga sering menyumbang dalam jumlah besar di Sumatera Selatan dan di beberapa wilayah di Indonesia ke panti asuhan yatim, orang cacat dan buta.
Dalam salah satu unggahannya, Bamsoet juga bercerita secara ringkas latar belakang keluarga dermawan itu.Melalui video yang diunggah itu, Bamsoet menceritakan jika Akidi Tio pernah hidup di Palembang dengan memulai usaha kecap dan akhirnya memiliki pabrik kecap.
"Dia juga yang punya kelenteng di 10 Ulu dan beberapa tempat di Palembang dan dia yang punya Cipta Futura Sawi di Muara Enim," tulis Bamsoet.Selain itu, Akidi Tio juga merupakan pengusaha Tambang batu Dolomit yaitu bahan pembuat pupuk.
Baca Juga: 7 Fakta Keluarga Akidi Tio yang Beri Sumbangan Rp 2 Triliun ke Warga Sumsel, Intip Fotonya

Keluarga Akidi Tio memberi sumbangan uang Rp 2 triliun kepada warga Sumatera Selatan (Sumsel).
Lantas, kita pun tergelitik menesuluri jejak Tong Djoe, pengusaha super kaya yang menjadi kunci kebaikan Akidi Tio. Siapakah Tong Djoe?
Tong Djoe adalah putra Indonesia kelahiran Medan, 26 September 1926. Tong Djoe meninggal dunia di usia 94 tahun.
Semasa hidupnya, Tong Djoe begitu disegani dalam kiprahnya sebagai pengusaha. Dia pengusaha yang berhasil melewati segala zaman. Mulai dari masa pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, Reformasi hingga era milenial di bawah Presiden Jokowi.
Tong Djoe, ‘pengusaha di segala rezim,’ pelobi ulung dan pialang revolusi, bicara tentang presiden-presiden yang pernah dia bantu. Juga rahasia bagaimana ia tetap survive walau zaman berubah.
Saat wartawan WartaBisnis Eben Ezer Siadari dan Agung Marhaenis menjumpainya pada pertengahan Agustus 2004, Tong Djoe sudah berusia 79 tahun. Namun, dia masih tampak ramping, lincah dan segar.
Ia masih bisa berjalan dan bergegas dengan cepat, misalnya, untuk mengejar suatu acara. Pada beraneka perhelatan, tiap orang yang menyapa dia selalu dia balas dan layani dengan ramah.