Ustaz Yusuf Mansur Berutang Nyawa ke Syeikh Baleid, Intip Foto Mushaf Alquran Karya Pendakwah yang Mimpi Berjumpa Rasulullah

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 22 Juli 2021 | 09:19

Mushaf Alquran karya Syeikh Baleid dari Maroko yang ikut menyelamatkan nyawa Ustaz Yusuf Mansur.

Fotokita.net - Ustaz Yusuf Mansur mengaku nyawanya terselamatkan berkat donor darah yang dilakukan 4 penghapal Alquran terbaik. Salah satunya, Syeikh Baleid dari Maroko.

Syeikh Baleid, kata Ustaz Yusuf Mansur bukan sosok sembarangan. Dia adalah penulis kaligrafi Alquran kerajaan Maroko dan Yordania. Syeikh Baleid dari Maroko juga juri kaligrafi, musabaqah internasional, dan sudah banyak menulis mushaf Alquran dengan tangannya langsung. Mushaf Alquran yang ditulisnya adalah pesanan resmi negara-negara muslim.

"Dan satu kehormatan beliau membubuhkan nama saya sekian tahun yang lalu di salah satu halaman di salah satu mushaf yang ditulis dengan tangannya. Seperti kebiasaan beliau saat ketemu ahlul-ahlul Quran di mana tempat yang jadi tempat beliau menulis Quran dengan tangannya. Nggak nyangka, bila kemudian kini di Juli 2021 Syeikh Baleid, insyaallah akan menyatu dengan darah saya," tulis Yusuf Mansur dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Rabu (21/7/2021).

Foto dan video Ustaz Yusuf Mansur terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit diunggah melalui akun Instagram pribadi sang pendakwah kondang. Sontak unggahan itu mengagetkan publik.

Maklum, sehari sebelumnya, Ustaz Yusuf Mansur tak memberikan tanda-tanda terserang penyakit. Terlebih lagi, di tengah kasus Covid-19 yang melonjak, kabar Ustaz Yusuf Mansur dibawa ke rumah sakit membuat publik gempar.

Ustaz Yusuf Mansur bercerita, dia dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto lantaran hemoglobin atau HBnya amat rendah.

"Pagi ini, 21 juli 2021, dengan izin Allah, HB saya alhamdulillaah 'masih' ada 5. Rendah sangat, tapi masih hidup, hehehe. Eritrosit rendah, zat besi juga rendah," tulisnya. Padahal, kadar HB pria dewasa normal 14. "Lah saya 5, setengahnya aja enggak nyampai."

Pemilik Pondok Pesantren Daarul Quran ini menuturkan, dokter sudah menyatakan, tranfusi darah di tubuhnya harus segera dilakukan, jika tidak bisa kolaps. "Banyak darah yang siap dan tersedia, tapi pihak RSPAD mempersilakan saya memilih dan mengupayakan darah siapa yang dimasukkan ke dalam tubuh saya, jadi satu dengan darah saya," tulisnya.

Ayah selebgram muslim, Wirda Mansur ini bersyukur, pertolongan dengan cepat diberikan tim dokter dan perawat rumah sakit. Ia juga mendapatkan barisan pendonor darah yang istimewa, para penghafal Alquran terbaik kelas dunia.

"Ada sepuluh orang yang disiapkan, nanti empat diambil yang terbaik dan paling pas," tulis Ustaz Yusuf Mansur pada Rabu pagi. Mereka sudah discreening pada Rabu pagi, untuk menentukan kelayakan sebagai pendonor darah.

Nah, seperti sudah disebut Ustaz Yusuf Mansur, salah satu pendonor darah yang ikut menyelamatkan nyawa sang pendakawah adalah Syeikh Baleid dari Maroko.

Ustaz Yusuf Mansur mengaku memiliki kenangan indah bersama Syeikh Baleid. Namanya dibubuhkan Baleid di salah satu halaman di mushaf yang ditulisnya. "Enggak nyangka, bila kini, di Juli 2021, darahnya Syeikh Baleid, insyaaAllah akan menyatu dengan darah saya, sungguh hikmah yang luar biasa, dari dropnya keadaan saya, akibat kurang darah tinggal setengah."

Lantas, siapa sebenarnya Syeikh Baleid dari Maroko yang disebut Ustaz Yusuf Mansur berutang nyawa padanya?

Rupanya, ketika ditelusuri, Syeikh Baleid adalah penulis mushaf Alquran kondang. Sejak 1999 Syeikh Baleid telah membuat mushaf Alquran yang pertama. Dari situlah, Syeikh Baleid mendapatkan tawaran untuk membuat mushaf Alquran Kerajaan Maroko.

Dalam artikel ini, kita akan melihat sejumlah foto mushaf Alquran karya pendakwah yang pernah bermimpi berjumpa Rasulullah SAW.

Dilansir dari Institut Darul Qur'an, Syeikh Baleid menempuh perjalanan panjang sebagai penulis kaligrafi dan pembuat mushaf Alquran terpandang. Informasi lengkapnya juga bisa dibaca di sini.

Nama lengkap Syeikh Belaid adalah Belaid Hamidi (Catatan, Ustaz Yusuf Mansur tampaknya salah tulis nama Syeikh Baleid dari Maroko).

Syekh Belaid Hamidi lahir pada tahun 1959 di ‘Ain Lauh, Kerajaan Maroko. Dia menggeluti dunia mengajar sejak muda. Pada awalnya, dia adalah pengajar di sebuah desa terpencil, tempatnya tinggal.

Karena prestasi dan kemampuannya dalam dunia pendidikan yang luar biasa, akhirnya dia dipanggil untuk mengajar di Madrasah Maulawiyah, sebuah madrasah yang berada di lingkungan istana, di mana keluarga kerajaan bersekolah.

Karena pertimbangan ingin menyebarkan ilmu yang selama ini beliau gemari, dia mengajukan pengunduran dirinya dari madrasah tersebut. Sekarang ustadz Belaid Hamidi menetap di Mesir dan menjadi musyrif sekaligus pengajar khot di Markaz Halqah al-Khairiyyah di Maidan Husain, di mana mayoritas murid-muridnya juga mahasiswa al-Azhar.

Syeikh Belaid menganggap Ustadz Yusuf Dzannun al-Maushili adalah guru pertama belaiu dalam khot. Di mana event “al-Mihrajan Maghribi al-‘Arabi al-awwal lil Khatthi wa az-Zakhrafah al-Islamiyah” yang diadakan di Rabat, tahun 1990 adalah momen penting yang mempertemukannya dengan sang guru.

Dari Ustadz Yusuf Dzannun lah, Ustadz Belaid Hamidi mengambil, mengembangkan dan mengkolaborasikan metode dalam pembelajaran khot yang kelak beliau sebut dengan Manhaj Hamidi.

Ustadz Belaid Hamidi belajar Khot Naskhi dan Tsulust dari Syaikh Hassan Celebi (Rais Khattathin di Turki saat ini). Dan memperolah ijazah pada dua khot tersebut pada tanggal 05 November 1997. Ijazah tersebut ditandatangani oleh Syaikh Hassan Celebi, dan Ustadz Dawud Bektasy sebagai penguat (mu`ayyid).

Selanjutnya, ustadz Belaid Hamidi belajar Khot Diwani dan Jaly Diwani dari Prof. Dr. Ali Alparslan. Dosen Seni Kaligrafi di Perguruan Tinggi “Ma’mar Sinan” Istanbul, Turki. Beliau memperoleh Ijazah dari sang guru pada tanggal 26 Oktober 2000.

Sedangkan pada Khot Nasta’liq dan Jaly Ta’liq, ustadz Belaid Hamidi juga dari Prof. Dr. Ali Alparslan sejak tahun 2000. Memperoleh ijazah pada tanggal 25 November 2005

Dengan demikian ustadz Belaid Hamidi adalah Khattath Arab Muslim Pertama yang mendapatkan 3 ijazah pada 5 cabang utama seni kaligrafi. Karena itu, beliau terpilih untuk mewakili daerah Maroko dan sekitarnya untuk duduk dalam jajaran Dewan Juri pada Lomba Kaligrafi Internasional di Turki tahun 2007 dan 2009, yang diadakan oleh IRCICA, sebauah lembaga yang peduli terhadap seni dan peninggalan Islam, yang berada di bawah naungan OKI.

Selain itu, Ustadz Belaid juga pernah menjadi Dewan Juri pada Lomba Kaligrafi Khot Magribi, memperebutkan hadiah Raja Muhammad ke-Enam, yang diadakan pertama kalinya pada tahun 2008. Dan pada tahun 2007, beliau mendirikan Yayasan “Ash-shanai’ an-Nafiisah”. Sebuah Yayasan yang bergerak dalam pengajaran dan pengembangan seni kaligrafi di Maroko.

Pada akhir tahun 80-an, Allah swt. memberi nikmat kepada ustadz Belaid Hamidi dalam bentuk mimpi bertemu Rasulullah saw. Datang kepadanya isyarat dan berita baik untuk menulis Mushaf. Berkat rahmat Allah swt. mimpi tersebut terwujud dengan selesainya penulisan Mushaf pertama pada tahun 1999.

Dengan rahmat Allah swt. Mushaf pertama ditulis pada Jum’at Pertama tahun 1999 bertepatan dengan 15 Ramadhan 1420 H. Dan selesai pada Hari Jum’at Terkhir pada tahun tersebut. Mushaf pertama dari ustadz Belaid Hamidi ini dicetak di Percetakan al-Ma’arif di Rabat.

Ini foto mushaf Alquran karya Syeikh Belaid dari Maroko yang disebut Ustaz Yusuf Mansur sudah ikut menyelamatkan nyawanya hingga menyatukan darahnya.