Baca Juga: Komentari Foto BCL, Gading Marten Bikin Panas di Tengah Malam, Netizen: Beda Agama Kan?
"BTW kejadian nya di alami sama temen Mba kan.?? bukan sama mbak nya?? Kenapa gak langsung Lapor Polisi aja Mbanya? dan kalo lapor polisi si mba nya pun harus ada bukti.." demikiran respons akun resmi KAI Commuter terhadap keluhan @ZhaRala soal petugas KRL yang tidak melaporkan peristiwa pelecehan seksual itu ke polisi.
Respons KAI yang 'ngegas' tersebut menjadi sorotan lewat Twitter. Namun, respons KAI Commuter itu lantas dihapus, meski tangkapan layar sudah kadung viral.
KAI meminta maaf karena telah salah menanggapi keluhan perihal pelecehan seksual di gerbong KRL.
Baca Juga: Bergaya ABG di Depan Kamera, Kondisi Kaki Istri Ustaz Abdul Somad Jadi Sorotan, Ini Faktanya

Ilustrasi KRL Commuter. Admin PT KAI Commuter ngegas membalas aduan pelecehan seksual di Twitter, korban ungkap fakta di baliknya.
"Kami mohon maaf atas kekeliruan Agent dalam merespons kritik dan saran yang disampaikan selanjutnya petugas akan diberikan pembinaan. Hal tersebut tidak kami benarkan dan tidak mencerminkan layanan KRL Commuter Line secara keseluruhan," demikian permohonan maaf KAI Commuter lewat akun resminya.
Si admin, atau lebih tepatnya pekerja yang mengoperasikan akun Twitter KAI Commuter tersebut, akhirnya kena sanksi. Lewat keterangan pers tertulis, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menjelaskan KAI Commuter telah melakukan tindakan pencabutan akses Twitter admin tersebut.
"KAI Commuter kemudian mendapat laporan lanjutan dari rekan korban melalui Twitter yang menyatakan keluhan dari korban atas penanganan kejadian tersebut. KAI Commuter juga hendak memohon maaf atas kesalahan respons melalui akun Twitter resmi @commuterline yang membalas cuitan rekan korban. Atas kesalahan tersebut, KAI Commuter langsung mencabut akses operator akun yang menulis balasan tersebut. Selanjutnya akan ada proses lebih lanjut dan sanksi kepada yang bersangkutan," kata Anne Purba.
PT KAI Commuter langsung menindaklanjuti laporan yang viral di media sosial terkait dengan "ulah" admin Twitterya dalam merespon laporan pelecehan seksual.
Anne Purba menjelaskan dalam keterangan tertulisnya, menyatakan bahwa sanksi pencabutan akses media sosial langsung diberlakukan kepada oknum tersebut.