Satu kampung dekat Ordori, dong sapu rata semua. Satu kampung itu bersih. Trada (tidak ada) manusia lagi. Jadi, TPNPB bukan barang baru.
Itu ada sejak lama. Rakyat Papua berjuang untuk berdiri di atas tanahnya sendiri, bebas. Banyak pahlawan yang sudah meninggal seperti Arnold Ap, Edu Mofu, dan lain-lain,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Yosina juga mengingatkan aparat keamanan jika masuk ke hutan untuk mengejar TPNPB tak mengorbankan warga sipil berjatuhan.

Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen (tengah, pakai topi) terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Dalam pandangan Yosina, perjuangan kemerdekaan oleh TPNPB OPM tak akan pernah dibasmi karena alam Papua turut mendukung untuk berbicara dan berjuang demi menyelamatkan orang asli Papua dari ancaman pemusnahan.
“Orang Papua yang berjuang di hutan bukan teroris. Mereka berjuang itu hak untuk menjaga Papua dari orang jahat yang merusak. Perjuangan kemerdekaan itu suci. Pihak keamanan jangan masuk hutan. Anjing saja orang ganggu pasti marah. Seperti begitu dengan TPNPB, kalau tentara dan polisi kejar ke hutan, pasti dorang lawan. Pasti tra diam,” kata Yosina.
Pendapat yang sama juga dilontarkan Mama Nanda Ulimpa. Dia juga menolak label teroris terhadap TPNPB OPM.
Ia menilai kebijakan dan tindakan pemerintah Indonesia hanya semata untuk membunuh rakyat Papua dan menguasai kekayaan alam Papua.
“TPNPB OPM bukan teroris. Teroris bunuh orang sembarang. TPNPB berjuang untuk merdeka. TNI dan Polri itu yang teroris. Biasa bunuh masyarakat sipil untuk selamatkan investasi. Rancang pemusnahan untuk rakyat Papua,” kata Nanda.
Baca Juga: Resolusi Kamera Lebih Tinggi, Ini Beda Xiaomi Redmi Note 10s dan Redmi Note 10