Kata Yosina, dia menyaksikan mengaku menyaksikan langsung keluarganya dibantai pasukan militer di Biak pada tahun 1969.
“Waktu itu bapak ade dan mama ade saya dibantai tentara. Saya sakisikan sendiri keganasan militer Indonesia. Jadi, yang teroris itu siapa? Apakah TPNPB OPM atau militer Indonesia? Semua orang tahu biadab selama ini di Tanah Papua,” ujarnya seperti dikutip dari suarapapuacom Sabtu (15/5/2021).
Itu sebabnya, Yosina menolak label teroris yang disematkan kepada TPNPB OPM.
Menurut Yosina, TPNPB OPM sampai sekarang terus berjuang membebaskan rakyat Papua dari penjajahan Indonesia.

Lekagak Telenggen, komandan operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) untuk seluruh Tanah Papua.
"TPNPB OPM punya hak berbicara untuk pembebasan Papua Barat. TPNPB OPM itu bukan teroris.
Kami ini OPM, Kitong punya hak untuk bicara, Ya, bicara Papua merdeka. Bicara masa depan Tanah Papua ini,” papar Yosina.
Kekejaman pasukan keamanan Indonesia, kata Yosina, terbukti pada operasi militer di Biak.
“Gara-gara OPM, saya lihat sendiri saya pu bapade dan mamade dibunuh tentara, Waktu itu Pasukan Hasanuddin yang turun bantai masyarakat Biak. Dong(mereka) sebut pasukan sapu rata.