Fotokita.net - Bupati Bandung Barat ditahan KPK karena kasus korupsi proyek Covid-19, aktor tampan ini siap-siap jadi penggantinya.
Sosok Bupati Bandung Barat AA Umbara Sutisna jadi sorotan.
Sejak Kamis (1/4/2021) Bupati Bandung Barat AA Umbara Sutisna ditetapkan sebagaitersangka kasus dugaan korupsi oleh KPK.
Beberapa waktu lalu AA Umbara Sutisna tersandung kasus korupsi,dugaan suap pengadaan barang tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 pada Dinas Sosial Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020.
Selain Aa Umbara, KPK juga menjerat Andri Wibawa (AW) selaku anak Aa Umbara dan pemilik PT Jagat Dir Gantara (JGD) dan CV Sentral Sayuran Garden City Lembang (SSGCL) M. Totoh Gunawan (MTG).
Dari faktatersebut, maka agar kepala daerah bisa fokus pada masalah hukumnya, biasanya ia akan dinonaktifkan dahulu.
Mantan artis ganteng Hengky Kurniawan pun diperkirakan akan menjabat sebagai Plt Bupati Bandung Barat.
AA Umbara dan Hengky Kurniawan maju dalam Pilkada Bandung Barat pada periode 2018-2023, mereka berhasil menjadi pasangan yang terpilih.
Meskipun Hengky adalah pria asal Blitar, Jawa Barat, namun karena profilnya yang terkenal sebagai artis dan kemampuannya berpolitik mampu mendongkrak pemilih pasangan tersebut.
Kemungkinannya, kalau AA Umbara sudah dinonaktifkan sebagai Bupati Bandung Barat, maka Hengky sebagai wakilnya akan naik menjadi Plt bupati.
Dan bila AA diputuskan bersalah, maka dia akan diberhentikan dan diganti oleh wakilnya, namun belum tentu, karena bisa saja AA Umbara divonis tidak bersalah dan jabatan akan kembali ke AA Umbara.
Hengky Kurniawan memang bukan sosok asing. Apalagi bagi mereka yang kerap menonton televisi di tahun 2002-2017. Wajahnya kerap muncul di TV sebagai pemain sinetron, FTV, ataupun bintang iklan.
Nama Hengky Kurniawan bak hilang ditelan bumi dalam industri hiburan Tanah Air. Maklum, aktor tampan ini memang sudah tak lagi aktif berakting di depan kamera.
Pada masa jayanya, Hengky Kurniawan dikenal sebagai aktor yang membintangi beberapa judul sinetron hingga film layar lebar.
Publik pun sudah mengakui, kemampuan dan karier Hengky Kurniawan di dunia hiburan Tanah Air pun sudah tak perlu diragukan lagi.
Sukses di dunia hiburan, nyatanya tak membuat Hengky Kurniawan berpuas diri.
Hengky Kurniawan menjajal kemampuannya di dunia politik.
Ia pun pelan-pelan mundur dari dunia hiburan dan terjun ke ranah politik.
Ya, kini Hengky Kurniawan menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung Barat.
Suami Sonya Fatmala itu mulai disibukkan dengan seabrek kegiatannya sebagai pejabat daerah.
Menjadi pejabat daerah, tentu saja membuat Hengky mulai meninggalkan gemerlap dunia hiburan.
Ia pun fokus mengurus masyarakat Bandung Barat agar tetap aman dan nyaman.
Namun tidak banyak yang tahu, Hengky melalui masa kecil dengan penuh perjuangan karena keterbatasan ekonomi keluarga.
“Saya bukan dari keluarga mampu, Mbak. Ayah saya sopir angkot,” ujar Hengky mengawali perbincangan dengan Kompas.com di Bandung, belum lama ini.
Ia bersama orangtua dan empat kakaknya tinggal di rumah sederhana warisan sang nenek.

Hengky Kurniawan dan mendiang kakaknya, Andri Setiawan.
Rumah itu hanya memiliki dua kamar. Jadi saat malam tiba, sebagian tidur di kamar, sebagian lagi di ruang tengah.
Karena keterbatasan ekonomi pula, keluarga ini jarang membeli barang, termasuk baju. Makanya baju-baju yang dipakai Hengky saat kecil merupakan baju turunan dari kakak-kakaknya.
“Apalagi mainan. Sampai nangis-nangis pun tidak akan dibelikan karena nggak ada uang,” ucapnya.
Untuk membantu sang ayah, kakak Hengky yang pertama dan kedua pun bergantian menjadi kernet. Ia sendiri belum bisa membantu, karena saat itu masih kecil.
Berjualan hingga Pemulung Beberapa tahun kemudian, sang ayah, Leo Medhi Purwanto, banting setir.
Ia memilih menjadi pemasok makanan ringan (snack), dengan mengambil barang dari pasar kemudian dimasukkan ke warung-warung.
“Saat itu sudah kelas 1 SD. Kalau di rumah ada stok barang, saya suka bawa chiki dan permen ke sekolah. Lalu saya jualan di sana dan margin keuntungannya buat saya,” tuturnya.
Selain makanan ringan dan permen, Hengky juga berjualan es sirup. Es itu ia buat bersama kakak-kakaknya dan dijual di sekolah hingga kelas 6 SD.
Memasuki SMP, pria kelahiran Blitar, 21 Oktober 1982 ini mengganti barang dagangan. Saat itu ia lebih suka membuat stiker kemudian dijual ke teman-teman kelasnya.
Saat SMP ini pula Hengky remaja mulai menjadi pemulung. Namun bukan pemulung keliling, tapi memungut sampah di gedung serbaguna depan rumahnya.
“Rumah saya dekat Gedung Pemuda, gedung serbaguna yang besar. Dalam seminggu suka ada tiga kali acara. Apalagi pas weekend banyak orang berada menikah di sana,” ucapnya.
Biasanya, sampah-sampah nikahan seperti kardus, gelas air mineral, dan lainnya dibiarkan begitu saja. Itulah yang dikumpulkan Hengky dan teman-teman di kampungnya untuk dijual. Memasuki SMA, pekerjaan Hengky bertambah seiring bisnis barunya sang ayah menjadi agen oli motor.
Setiap hari, ia mengendarai pikap untuk memasukkan oli ke warung-warung. Dus oli itu tidak diturunkan di warung, tapi dikumpulkan Hengky dan dijual. Hasilnya sekitar Rp 150.000 per bulan, uang yang cukup besar di tahun 1998.
Hasil dari penjualan dus-dus itu, ia jadikan modal untuk menyuplai alat tulis kantor (ATK) ke koperasi sekolahnya.
“Sejak kecil ayah mengajarkan disiplin, bagaimana bertahan hidup,” ungkap suami Sonya Fatmala ini menjelaskan. Jadi artis Lulus SMA, keinginannya untuk kuliah besar.
Apalagi ada keinginan dirinya untuk menjadi duta besar. Ia pun hijrah dari Blitar ke Jakarta dengan menggunakan tabungan hasil penjualan kardus yang dikumpulkan sejak SMP.
Di Jakarta, Hengky mengambil kuliah jurusan politik. Ia pun bertahan hidup dengan menjadi cady golf, sopir, numpang makan sana-sini.

Unggahan Hengky Kurniawan
Sebab di Jakarta ia tidak memiliki saudara. Hingga suatu hari pada tahun 2002, ia mengantarkan pacarnya yang merupakan seorang model untuk casting.
Ternyata ia pun diminta untuk sekalian ikutan casting. Hingga akhirnya di salah satu production house (PH) ia keterima jadi bintang iklan kemudian merambah ke sinetron di Multivision Plus.
Lewat perannya sebagai Ardi dalam film “Buruan Cium Gue” tahun 2004, nama Hengky pun melejit. Setelah 10 tahun di dunia entertainment, ia pun mulai membuat PH patungan dengan sejumlah artis seperti Angel Karamoy, Raffi Ahmad, Lucky Hakim, dan Irwansyah.
Mereka memproduksi FTV untuk sejumlah TV. Ke dunia politik Persinggungan Hengky dengan politik sudah berlangsung lama.
Berawal dari sang ayah yang aktif berpolitik dan kerap menjadikan rumahnya tempat berkumpul anggota partai dan berkegiatan.
Dari pemandangan itu, Hengky tertarik dengan dunia politik, belajar tentang politik, memutuskan kuliah di jurusan politik, dan lebih suka nonton berita ketimbang sinetron, meskipun ia artis sinetron.
Kerinduannya akan politik muncul kembali setelah 11 tahun aktif di dunia entertainment. Ia yang mengidolakan Amien Rais sejak reformasi digaungkan 1998 lalu itu mendatangi sekretariat PAN di Warung Buncit.

Hengky Kurniawan dan Sonya Fatmala terlihat menyantap makanan dengan sederhana.
“Rumah saya di Pasar Minggu, Jakarta, dekat dengan Sekretariat PAN. Saya datang ke sana dan mendaftar untuk belajar. Bukan dipinang partai,” ucapnya.
Ia pun mencoba peruntungan menjadi caleg DPR RI namun gagal. Kemudian ikut tiga kali Pilkada di Blitar, Kediri, dan Bekasi, tapi mundur meskipun elektabilitas tinggi.
“Mundur karena maharnya tinggi, bisa Rp 3 miliar- Rp 5 miliar ke partai politik. Itu belum biaya kampanye. Bagi saya uang segitu mending dipakai usaha,” tuturnya.
Hingga akhirnya ada kesempatan di Pilkada Bandung Barat untuk posisi wakil bupati dan tanpa mahar. Hingga akhirnya ia memenangkan Pilkada Bandung Barat mewakili Partai Demokrat.
Pada September 2018 ia mendampingi Bupati Aa Umbara dilantik sebagai bupati dan wakil bupati Bandung Barat periode 2018-2023.
Hengky Kurniawan memang bukan sosok asing. Apalagi bagi mereka yang kerap menonton televisi di tahun 2002-2017.
Wajahnya kerap muncul di TV sebagai pemain sinetron, FTV, ataupun bintang iklan.
Namun tidak banyak yang tahu, Hengky melalui masa kecil dengan penuh perjuangan karena keterbatasan ekonomi keluarga.
“Saya bukan dari keluarga mampu, Mbak. Ayah saya sopir angkot,” ujar Hengky mengawali perbincangan dengan Kompas.com di Bandung, belum lama ini.
Ia bersama orangtua dan empat kakaknya tinggal di rumah sederhana warisan sang nenek. Rumah itu hanya memiliki dua kamar.
Jadi saat malam tiba, sebagian tidur di kamar, sebagian lagi di ruang tengah. Karena keterbatasan ekonomi pula, keluarga ini jarang membeli barang, termasuk baju.
Makanya baju-baju yang dipakai Hengky saat kecil merupakan baju turunan dari kakak-kakaknya.
“Apalagi mainan. Sampai nangis-nangis pun tidak akan dibelikan karena nggak ada uang,” ucapnya.
Untuk membantu sang ayah, kakak Hengky yang pertama dan kedua pun bergantian menjadi kernet. Ia sendiri belum bisa membantu, karena saat itu masih kecil.
(*)