Isnur menambahkan, pernyataan pejabat publik yang mempertentangkan antara kelas kaya dan kelas miskin dalam situasi krisis kesehatan, hanya akan memperburuk situasi.
"Memperburuk situasi dan penanganan yang dihadapi para tenaga kesehatan, di lapangan, di mana-mana," katanya.
Sejauh ini, lanjut Isnur, pernyataan yang dilontarkan Yurianto mencerminkan cara penyelenggara negara menangani Covid-19.
Dia menilai, masyarakat sedang dipertontonkan diskriminasi dalam penanganan kesehatan.
Contohnya, cerita perlakuan berbeda yang dialami puluhan jurnalis dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang menjalani test Covid-19 di Jakarta,seperti ditulis mediaindonesia.com.
Kemudian, cerita meninggalnya mantan Pemimpin Redaksi Motor Plus, Willy Dreeskandar, yang diduga mendapat penanganan kurang baik saat menjalani perawatan.
Terakhir, rencana tes cepat Covid-19 untuk anggota DPR dan keluarganya. Namun, rencana ini ditentang sebagian masyarakat, membuat Presiden Jokowi menyatakan tes massal diprioritaskan untuk tenaga medis.
"Ini kan membuat rakyat semakin sakit dan semakin marah. Dan harus hati-hati, kemarahan publik itu ada batasnya. Mereka bisa melampiaskan dalam banyak hal. Itu yang berbahaya," kata Isnur.
Isnur pun menyarankan Achmad Yurianto untuk beristirahat sementara waktu sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19.