Menurut Luhut, kerja sama tim penemu CVR itu memodifikasi cara-cara yang telah dilakukan tim yang disewa dari Singapura.
Tim yang disewa dari Singapura memang berkontribusi memperkecil area pencarian, tetapi tim dari Indonesia lah yang menemukan CVR Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 itu.
"Mereka memodifikasi cara-cara yang tadinya konvensional yang dilakukan tim yang disewa dari Singapura yang cukup mahal disewanya, kalau enggak keliru hampir 3,5 juta dollar AS selama 10 hari, dan tidak berhasil," kata Luhut.
Untuk menemukan CVR itu, para penyelam TNI AL dan tim melakukan upaya pencarian CVR dengan telepon air.
Tim dari atas kapal KRI mengendalikan para penyelam untuk menemukan CVR di dalam perairan Karawang.
"Orang lain tidak melaksanakan dengan cara-cara mereka ini, ada trik-triknya akhirnya pakai telepon air dari atas ke bawah, mengendalikan empat penyelam yang berputar mencari CVR ini," ucap Luhut.
Berkat kerja sama tim, lanjut dia,black box CVR Lion Air PK-LQP dapat ditemukan pada kedalaman 35 meter.
Penghargaan
Luhut tidak mau membeberkan penghargaan yang diberikan pemerintah kepada empat penyelam TNI AL yang berhasil menemukan CVR itu.
Penghargaan itu, kata Luhut, akan diurus oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL).