"Bisa antisipatif, bisa duga ada hoaks, bisa duga siapa sumber, kalau sudah antisipasi, kita lakukan tindakan komunikasi sebelum muncul hoaks," ulas Emrus.
Sehingga, masyarakat sudah mendapatkan informasi yang baik terlebih dahulu, untuk mengantisipasi isu liar atau hoaks. Emrus mengistilahkan 'imunisasi' komunikasi.
"Jadi begitu virus hoaks masuk, hate speech, kita sudah kasih imunisasi komunikasi, mereka akan menolak, karena sudah tahu ciri-ciri hoaks dan ujaran kebencian," tutur Emrus.
"Kalau orang komunikolog mereka bisa memprediksi, tetapi lihat itu di Istana latar belakangnya komunikasi tidak?"
Baca Juga: Sengaja Walk Out Buat Permalukan PSI, Anggota Dewan DKI Malah Disebut Gali Kubur Sendiri
"Sehingga tidak bisa memprediksi."
"Menteri Komunikasi kita orang komunikasi tidak? Berikutnya banyak Kepala Biro Humas bukan orang komunikasi," bebernya.
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI)Profesor Ibnu Hamad bereaksi tertawa saat membayangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menulis skripsi tentang komunikasi publik.
Ia bahkan meragukan Jokowiakan mendapat nilai baik tentang strategi komunikasi di masa pandemi virus corona(Covid-19).
Hal itu ia sampaikan saat dihubungi dalam tayanganRosidiKompas TV, Kamis (28/5/2020).