
Tangkapan layar foto kapal PLA yang mengawasi Laut China Selatan
"Risiko konflik membutuhkan pengelolaan yang cermat oleh semua pihak terkait. Kami berharap dan berharap, Beijing akan terus menahan diri sesuai dengan kewajiban mereka sebagai kekuatan regional utama," kata Tsai, Kamis (27/8), seperti dikutipReuters.
"Oleh karena itu, kami percaya akan penting bagi semua pihak untuk menjaga jalur terbuka dan komunikasi untuk mencegah salah tafsir atau kesalahan perhitungan," imbuh dia.
Meski begitu, Tsai menyebutkan, Taiwan perlu memperkuat kemampuan pertahanannya, yang telah dia jadikan prioritas. "Kami melakukan ini karena kami tahu bahwa dalam konteks situasi kami saat ini, kekuatan dapat dikaitkan dengan pencegahan. Ini juga mengurangi risiko petualangan militer," katanya.
China mengatakan, telah memperingatkan kapal perusak berpeluru kendali Amerika Serikat yang dikerahkan keLaut China Selatan yang disengketakan, setelah uji coba peluncuran rudal balistik Tiongkok.
Menurut militer China, kapal perusak AS berlayar ke "perairan teritorial Tiongkok" di dekat kepulauan yang Beijing sebut Xisha. Dan, Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengirim kapal perang dan pesawat tempur untuk "mengusir" kapal perusak AS.

Ilustrasi kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang bersiap menuju Laut China Selatan.
“China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas pulau-pulau di Laut China Selatan dan perairan yang berdekatan di wilayah tersebut," kata juru bicara PLA Kolonel Senior Li Huamin, Jumat (28/8).
"Dan, pasukan komando selalu siaga tinggi untuk secara tegas melindungi kedaulatan nasional dan menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan,” katanya seperti dikutipChina South Morning Post.
Armada Pasifik AS menyebutkan, USS Mustin (DDG-89) berlayar ke "sekitar Kepulauan Paracel" pada Kamis (27/8) "untuk melawan klaim maritim yang berlebihan dan memperkuat hukum laut di perairan internasional".