Follow Us

Perang di Ujung Senjata, Armada Laut dan Jet Tempur China Bidik Kapal Perusak Amerika yang Gerah Lihat Latihan Militer Tiongkok di Laut China Selatan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 28 Agustus 2020 | 15:26
China Siaga Tempur, PLA Navy Usir Kapal Perusak AS dari Pulau Paracel
Xinhua/Li Ziheng

China Siaga Tempur, PLA Navy Usir Kapal Perusak AS dari Pulau Paracel

Fotokita.net - Perang seperti sudah berada di ujung senjata lantaran armada laut dan jet tempur China membidik kapal perusak Amerika yang gerah lihat latihan militer Tiongkok di Laut China Selatan.

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menggelar empat latihan militer di tiga wilayah laut utama Tiongkok sejak akhir pekan lalu hingga akhir minggu ini.

Latihan militer China berlangsung di Laut China Selatan, Laut Kuning, dan Laut Bohai. Ini berarti, Taiwan akan dikelilingi oleh latihan PLA dari Utara hingga Selatan.

Ni Lexiong, pakar militer China, mengatakan, latihan militer PLA secara bersamaan sangat jarang dan mungkin pertama kalinya dilakukan pada waktu yang sama.

“Dengan melakukan latihan secara bersamaan di tiga lautan, berarti China sedang menguji kemampuannya untuk melawan musuh yang datang dari tiga arah secara bersamaan, misalnya, dari Taiwan, dari Jepang, dan dari Amerika Serikat (AS) dari Selatan,” katanya.

Baca Juga: Pecah Perang? Berebut Wilayah di Laut China Selatan dengan Tiongkok, Hubungan Vietnam dan Malaysia Malah Kian Tegang Gegara Urusan Satu Ini

"Secara historis, latihan yang sering adalah prediktor perang yang jelas," ujar profesor di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai kepada Reuters.

Sumber-sumber keamanan dan diplomatik yang berbasis di Taiwan mengatakan, peluang untuk "melepaskan tembakan sambil memoles senjata", pepatah China untuk pertemuan yang tidak disengaja yang memicu konflik yang lebih luas, meningkat.

Baca Juga: Tiongkok Makin Bernafsu Kuasai Laut China Selatan, Kelompok Bajak Laut Malah Makin Beringas Tanpa Ada Perlawanan, Ternyata Begini Penjelasannya

Terutama, karena peningkatan aktivitas militer AS dan China di wilayah tersebut. “Tidak ada pihak yang ingin memulai konflik. Fundamentalnya tidak banyak berubah,” kata seorang diplomat Barat yang mengamati kegiatan militer di Selat Taiwan kepada Reuters.

"Tetapi, aktivitas yang sering dilakukan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik yang tidak disengaja," imbuh diplomat itu.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest